Minggu, 21 Desember 2014

PORTOPOLIO



SEMANTIK BAHASA INDONESIA


PORTOPOLIO
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata Semantik Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu
Prof. Dr. H. Kosadi Hidayat, M.Pd.
Ifah Hanifah, M.Pd.











Oleh
AHMAD ASIKIN
2012011002











PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2014















POKOK MATERI PERKULIAHAN YANG TELAH DISAMPAIKAN
Oleh
Prof. Kosadi Hidayat

1.      Pengertian Semantik (Pertemua Ke-1)
Menurut Bapak Prof. Kosadi Hidayat, semantik merupakan suatu cabang ilmu linguistik yang bersifat ilmiah. Sebab, kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.

Ciri-ciri ilmiah:
a.       Berupa fakta;
b.      Rasional;
c.       Berawal dari masalah;
d.      Menggunakan bahasa baku;
e.       Menggunakan bahasa yang efektif dan komunikatif;
f.       Dapat dipertanggungjawabkan.

Semantik merupakan bagian dari ilmu linguistik. Menurut Verhaar, linguistik mengkaji tentang:
a.       Fonologi;
b.      Grammer (Tata Bahasa);
1)      Morfologi
2)      Sintaksis
c.       Leksikal;
d.      Semantik;
e.       Dialek;
f.       Psikolinguistik;
g.      Sosiolinguistik.

2.      Konsep Dasar Semantik
Ada berbagai pendapat mengenai konsep dasar semantik, perbedaan pendapat ini disebabkan oleh cara pandang atau pola pikir yang pijakannya berbeda sehingga tidak heran konsepnya pun berbeda. Para ahli yang mengungkapkan dasar-dasar semantik itu diantaranya Douglas Brown.
Douglas Brown ini berpijak pada pandangan etimologis kata (asal-usul kata). Dia menyatakan bahwa semantik berasal pada bahasa Yunani, yaitu Sema. Sema Artinya tanda atau dalam bahasa Inggris Sema = Sign.
-          Sema (dalam bahasa Yunani),
-          Sign (dalam bahasa Inggris)
-          Signe (dalam bahasa Prancis)
-          Tanda (dalam bahasa Indonesia)



Menurut Ferdinand de Saussure tanda atau sign dibagi menjadi dua bagian:
1)      Signifie: yang ditandai
2)      Signifian: yang menandai

3.      Tindak Tutur (Pertemuan Ke-2)
Bagaimana bahasa itu terlahir?
Pada kenyataannya bahasa bersifat abstrak, karena bahasa tidak dapat dilihat akan tetapi hanya bisa didengar.

Bagaimana hubungannya dengan bahasa tulis?
Hubungan bahasa lisan dengan bahasa tulis kaitannya sangat erat, karena bahasa tulis merupakan pengalihan dari ujaran menjadi bentuk tulisan.

Jadi, bahasa adalah berupa tanda. Tanda (sign) berbentuk fisik.
Bahasa = Tanda = Fisik
Artinya, bahasa berupa tanda dan berbentuk fisik, serta fisik dapat diindrai.
Fisik adalah sesuatu yang dapat dilihat oleh panca indra (fisik dapat diindrai).

Fisik   -------->    dapat diindrai  ----------> merujuk (mereferensi) kepada suatu hal atau benda yang ada di luar indra itu.

Apakah Bahasa?
a.       Menurut Charles Sanders Peirce
Bahasa merupakan tanda yang berbentuk fisik yang dapat diindrai, yang merujuk pada suatu hal atau benda yang ada di luar indra itu.
     Rumus untuk memahaminya adalah sebagai berikut: (B = T = F = DI) ---------> R

b.      Menurut Palmer
Bahasa merupakan suatu sistem tanda yang digunakan untuk berkomunikasi.
Tanda yang dimaksud di sini merupakan suatu lambang.
Rumus untuk memahaminya adalah sebagai berikut: (B = T = L) 

Apakah Tanda?
Tanda merupakan bahasa yang berbentuk fisik, yang dapat diindrai, yang merujuk pada suatu hal atau benda yang ada di luar indra itu.

Lambang yang tadi disebutkan oleh Palmer di atas dibagi menjadi dua:
1)      kspresi (Ekspression) --------->   Signifier = Signifian = yang menandai
                                                         (Inggris)     (Prancis)   (bahasa Indonesia).
2)      Makna (Contents)  ---------->  Signified = Signifie = yang ditandai
                                                    (Inggris)     (Prancis)   (bahasa Indonesia).


       Menurut Charles Sanders Peirce, tanda dibagi menjadi 3:
       1)      Bisa Berupa Simbol
Yaitu tanda yang muncul dari kesepakatan.

       2)      Bisa Berupa Ikon
Yaitu tanda yang muncul dari perwakilan fisik.
Contoh:  Nama Kosadi Hidayat
               diganti jadi Saya (mewakili nama)

        3)      Bisa Berupa Index
Index adalah sesuatu yang muncul dari hubungan sebab-akibat.

4.      Studi Tentang Makna (Pertemuan Ke-3)
Semantik adalah suatu studi tentang makna.
Lalu makna itu apa?
Makna yang dimaksud adalah makna bahasa.

Lalu bahasa itu apa?
Menurut Ferdinand de Saussure bahasa adalah parole dan sistem. Sistem dalam bahasa belanda yaitu lange.

Secara utuh bahasa terdiri dari dua lapisan, yaitu parole dan lange (sistem).
Parole adalah tuturan pembicaraan. Parole merupakan suatu wujud ekspresi bahasa
Contoh: Saya sedang melaksanakan proses pembelajaran.

Sedangkan lange adalah sistem bahasa/aturan bahasa/tata bahasa/struktur bahasa.

Apakah aturan bahasa itu melekat pada parole atau pada pembicaraan seseorang?
Jawab: Ya, aturan bahasa melekat pada pembicaraan seseorang.

Bahasa itu ibarat manusia yang terdiri atas jasmani dan rohani. Begitupun bahasa, terdiri atas parole dan sistem. Jika dianalogikan pada manusia, parole adalah jasmani sedangkan sistem adalah rohaninya atau rohnya.

Apakah bahasa bisa mati?
Jawab: Ya, bahasa bisa mati apabila ditinggalkan oleh penuturnya.

Contoh Soal.
Analisis kalimat di bawah ini!
SAYA SEDANG MEMPELAJARI SEMANTIK.

Pertanyaan:
a.       Mana yang termasuk parole?
b.      Mana yang termasuk sistem?
Jawab:
a.       Yang termasuk parole adalah:  SAYA SEDANG MEMPELAJARI SEMANTIK
b.      Yang termasuk sistem adalah:      S                         P                                   O


Setiap kita berbicara pasti akan dilekati oleh aturan bahasa/struktur bahasa. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam berbicara. Sebab, banyak orang bebicara tanpa aturan. Hal seperti itu kurang efisien, kurang berdaya guna.

Para ahli bahasa setelah Ferdinand de Saussure mengungkapkan parole dan sistem, muncul pendapat lain tentang bahasa, diantaranya Palmer.
Palmer mengatakan bahwa bahasa itu lambang/simbol.

Mengapa Palmer mengatakan bahwa bahasa adalah simbol?
Jawab: Palmer mengatakan bahwa bahasa adalah simbol/lambang karena bahasa itu tidak
            nyata, seperti benda-benda abstrak lainnya; tidak bisa diraba, tidak bisa dilihat.

Jadi kalau demikian, lambang bahasa berupa apa?
Jawab: Lambang bahasa berupa bunyi.

Bunyinya seperti apa?
Jawab: Bunyinya berupa ujaran/tuturan.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas yang menyatakan bahwa bahasa adalah lambang bunyi, maka dikembangkan lebih lanjut oleh para ahli bahasa (linguis) tentang batasan/definisi bahasa. Misalnya: Block and Trager.

Menurut Block and Trager
Bahasa adalah sistem bunyi yang simbolis dan vokalis, bersifat arbitler, unik, dinamis, perekat budaya, dan berfungsi sebagai alat komunikasi.

Menurut Prof. Kosadi Hihayat
Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang simbolis, bersistem, vocalis, arbitler, dinamis, perekat budaya, alat komunikasi, dan bermakna.

Di samping para ahli di atas, muncul lagi para ahli yang bernama Charles Sanders Peirce yang menyatakan bahwa bahasa merupakan tanda/sign.
Di dalam tanda mengandung dua sifat/ciri:
a.       yang menandai (signifian)
b.      yang ditandai (signified).

        yang menandai (signifian) berupa benda, misalnya: kursi, mobil, buku, dan lain-lain.
        Kemudian yang menandai muncul ditandai yaitu ditandai (signified).

        Jadi, kursi (signifian) itu bendanya.
        Tempat duduk (signified) itu maknanya.

        Perkembangan selanjutnya bahasa merupakan suatu proses tingkah laku (Speech Act).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar