Menjadi
mahasiswa tak sesederhana yang kita imajinasikan, tak seringan membalikan telapak
tangan, tak semudah yang kita bicarakan. Salah besar jika diantara kita masih
ada yang punya pemikiran seperti itu. Menjadi mahasiswa itu butuh keseriusan,
ketekunan, keuletan, dan siap menghadapi segala tantangan.
Menjadi mahasiswa bukan sekedar memenuhi tuntutan, bukan sekdar menggugurkan kewajiban untuk memenuhi persyaratan, lebih dari itu untuk menjadi manusia yang mempunyai kelebihan dibidang ilmu pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan. Jika kuliah hanya sekedar memenuhi tuntutan, sekedar ingin mendapatkan ijazah yang berisi nilai-nilai, atau bahkan sekedar ingin mendapatkan gelar supaya mudah mendapatkan pekerjaan, rasanya tak ada gunanya menuntut ilmu di bangku perkuliahan, hanya buang-buang uang.
Berbicara mahasiswa tidak akan terlepas dari yang namanya Program Studi. Program Studi merupakan suatu wadah untuk mengklasifikasikan mahasiswa yang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta. Misalnya di Universitas Kuningan terdapat beberapa Program Studi; Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI), Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (Prodi PBI), Prodi Pendidikan Ekonomi (Prodi PE), Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Prodi PGSD), dan lain-lain.
Setiap Prodi tentu mempunyai keunggualan dan kekurangan masing-masing. Dari sekian banyak Prodi yang ada, banyak orang mengatakan bahwa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan Prodi yang lulusannya tidak dibutuhkan dalam dunia pekerjaan (guru), dengan alasan guru bahasa Indonesia sudah banyak.
Saya merupakan salah satu mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tingkat 2 di Universitas Kuningan, nama saya Ahmad Asikin. Ketika saya akan melanjutkan pendidikan di Universitas Kuningan dan masuk Prodi PBSI, ada yang mengatakan “Untuk apa masuk Prodi PBSI, prosfeknya jelek, selain itu guru Bahasa Indonesia sudah banyak. Lebih baik pilih Prodi lain yang prosfeknya bagus!”.
Mendengar pernyataan itu seketika langsung membuat saya ragu untuk memilih Prodi PBSI, akan tetapi setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya saya tetap teguh dengan niat sungguh-sungguh untuk masuk Prodi PBSI.
Meskipun diluar banyak yang menganggap remeh, menjelek-jelekan, bahkan memandang sebelah mata terhadap Prodi PBSI tapi saya sangat yakin bahwa Prodi PBSI lebih unggul dibandingkan dengan Prodi yang lain, khususnya di Universitas Kuningan.
Sudah dua tahun saya menempuh pendidikan di Prodi PBSI, saya menemukan bukti-bukti yang menunjukan bahwa Prodi PBSI lebih unggul dibanding Prodi yang lain. Misalnya: Prodi PBSI mendapat akreditasi B, mahasiswa PBSI lebih cakap dalam berbicara dibanding mahasiswa Prodi lain, mahasiswa lulusan PBSI selain dicetak sebagai calon guru Bahasa Indonesia juga dibekali ilmu pengetahuan serta keterampilan lain, sehingga ketika sudah mendapat gelar sarjana selain bisa mengajar juga bisa bekerja menjadi seorang jurnalis, editor buku, ahli bahasa, penulis, sastrawan, bahkan bisa menjadi seorang wirausaha yang mempunyai jiwa kreatif dan inovatif. Hal ini membuktikan bahwa Prodi PBSI lebih unggul dibanding Prodi lain.
Lalu siapa bilang sarjana PBSI tak dibutuhkan di dunia pekerjaan? Saya rasa itu hanya pemikiran-pemikiran orang yang pola pikirnya terlalu pendek, yang tujuan kuliahnya terlalu fokus menjadi guru. Sehingga ketika peluang untuk menjadi guru kecil, ia tidak mau bekerja di tempat lain.
Bukti lain yang membuktikan bahwa PBSI lebih unggul dibanding Prodi lain yaitu gaya kepemimpinan Kepala Program Studinya. Prodi PBSI dikepalai oleh Bapak Asep Jejen Jaelani, M.Pd. Gaya kepemimpnan yang trasfaran, tegas, humoris, serta dekat dengan para mahasiswa baik secara langsung maupun di media sosial. Ini merupakan keunggulan lain yang dimiliki Prodi PBSI, sebab di Prodi lain tidak ada yang menerapkan gaya kepemimpinan seperti Bapak Asep Jejen.
Selain itu, Kaprodi PBSI selalu aktif memperhatikan perkembangan akademik serta kegiatan para mahasiswanya, sehingga jika ada mahasiswanya yang mempunyai prestasi akademik yang membanggakan, aktif di organisasi kemahasiswaan, atau aktif bemain teater teater , beliau tidak segan-segan merekomendasikan mahasiswanya tersebut untuk mendapatkan Apresiasi berupa biasiswa.
Hal ini saya alami sendiri, saya merupakan salah satu dari empat mahasiswa yang medapat biasiswa satu siklus. Artinya selama empat tahun menempuh pendidikan S-1 di Prodi PBSI Universitas Kuningan, saya tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Sebab semua biaya yang berkaitan dengan perkuliahan seperti; biaya kuliah, biaya praktek, biaya pembelian buku paket, biaya hidup, biaya transfortasi, biaya pembelian sarana penunjang perkuliahan, dan lain-lain sudah ditanggung oleh pihak pemerintah. Itu semua bisa saya rasakan tentu tidak terlepas dari kerja keras Kaprodi dan para stafnya, tanpa jasa belau-beliau belum tentu saya bisa merasakan itu semua.
Bagi saya mendapat biasiswa selama satu siklus tentu merupakan suatu anugrah yang tak terkira yang tak pernah disangka-sangka. Selama ini saya tidak pernah memikirkan masalah biaya kuliah sebab semua biaya sudah ditanggung oleh pemerintah, saya tinggal menjalani kuliah secara serius, tekun, ulet, dan rajin agar dapat mempertahankan serta meningkatkan prestasi yang telah diperoleh. Dan saya anggap ini merupakan keunggulan dari Prodi PBSI yang telah bekerja keras memperjuangkan mahasiswanya untuk mendapatkan biasiswa dari pemerintah.
Menjadi mahasiswa bukan sekedar memenuhi tuntutan, bukan sekdar menggugurkan kewajiban untuk memenuhi persyaratan, lebih dari itu untuk menjadi manusia yang mempunyai kelebihan dibidang ilmu pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan. Jika kuliah hanya sekedar memenuhi tuntutan, sekedar ingin mendapatkan ijazah yang berisi nilai-nilai, atau bahkan sekedar ingin mendapatkan gelar supaya mudah mendapatkan pekerjaan, rasanya tak ada gunanya menuntut ilmu di bangku perkuliahan, hanya buang-buang uang.
Berbicara mahasiswa tidak akan terlepas dari yang namanya Program Studi. Program Studi merupakan suatu wadah untuk mengklasifikasikan mahasiswa yang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta. Misalnya di Universitas Kuningan terdapat beberapa Program Studi; Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI), Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (Prodi PBI), Prodi Pendidikan Ekonomi (Prodi PE), Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Prodi PGSD), dan lain-lain.
Setiap Prodi tentu mempunyai keunggualan dan kekurangan masing-masing. Dari sekian banyak Prodi yang ada, banyak orang mengatakan bahwa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan Prodi yang lulusannya tidak dibutuhkan dalam dunia pekerjaan (guru), dengan alasan guru bahasa Indonesia sudah banyak.
Saya merupakan salah satu mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tingkat 2 di Universitas Kuningan, nama saya Ahmad Asikin. Ketika saya akan melanjutkan pendidikan di Universitas Kuningan dan masuk Prodi PBSI, ada yang mengatakan “Untuk apa masuk Prodi PBSI, prosfeknya jelek, selain itu guru Bahasa Indonesia sudah banyak. Lebih baik pilih Prodi lain yang prosfeknya bagus!”.
Mendengar pernyataan itu seketika langsung membuat saya ragu untuk memilih Prodi PBSI, akan tetapi setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya saya tetap teguh dengan niat sungguh-sungguh untuk masuk Prodi PBSI.
Meskipun diluar banyak yang menganggap remeh, menjelek-jelekan, bahkan memandang sebelah mata terhadap Prodi PBSI tapi saya sangat yakin bahwa Prodi PBSI lebih unggul dibandingkan dengan Prodi yang lain, khususnya di Universitas Kuningan.
Sudah dua tahun saya menempuh pendidikan di Prodi PBSI, saya menemukan bukti-bukti yang menunjukan bahwa Prodi PBSI lebih unggul dibanding Prodi yang lain. Misalnya: Prodi PBSI mendapat akreditasi B, mahasiswa PBSI lebih cakap dalam berbicara dibanding mahasiswa Prodi lain, mahasiswa lulusan PBSI selain dicetak sebagai calon guru Bahasa Indonesia juga dibekali ilmu pengetahuan serta keterampilan lain, sehingga ketika sudah mendapat gelar sarjana selain bisa mengajar juga bisa bekerja menjadi seorang jurnalis, editor buku, ahli bahasa, penulis, sastrawan, bahkan bisa menjadi seorang wirausaha yang mempunyai jiwa kreatif dan inovatif. Hal ini membuktikan bahwa Prodi PBSI lebih unggul dibanding Prodi lain.
Lalu siapa bilang sarjana PBSI tak dibutuhkan di dunia pekerjaan? Saya rasa itu hanya pemikiran-pemikiran orang yang pola pikirnya terlalu pendek, yang tujuan kuliahnya terlalu fokus menjadi guru. Sehingga ketika peluang untuk menjadi guru kecil, ia tidak mau bekerja di tempat lain.
Bukti lain yang membuktikan bahwa PBSI lebih unggul dibanding Prodi lain yaitu gaya kepemimpinan Kepala Program Studinya. Prodi PBSI dikepalai oleh Bapak Asep Jejen Jaelani, M.Pd. Gaya kepemimpnan yang trasfaran, tegas, humoris, serta dekat dengan para mahasiswa baik secara langsung maupun di media sosial. Ini merupakan keunggulan lain yang dimiliki Prodi PBSI, sebab di Prodi lain tidak ada yang menerapkan gaya kepemimpinan seperti Bapak Asep Jejen.
Selain itu, Kaprodi PBSI selalu aktif memperhatikan perkembangan akademik serta kegiatan para mahasiswanya, sehingga jika ada mahasiswanya yang mempunyai prestasi akademik yang membanggakan, aktif di organisasi kemahasiswaan, atau aktif bemain teater teater , beliau tidak segan-segan merekomendasikan mahasiswanya tersebut untuk mendapatkan Apresiasi berupa biasiswa.
Hal ini saya alami sendiri, saya merupakan salah satu dari empat mahasiswa yang medapat biasiswa satu siklus. Artinya selama empat tahun menempuh pendidikan S-1 di Prodi PBSI Universitas Kuningan, saya tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Sebab semua biaya yang berkaitan dengan perkuliahan seperti; biaya kuliah, biaya praktek, biaya pembelian buku paket, biaya hidup, biaya transfortasi, biaya pembelian sarana penunjang perkuliahan, dan lain-lain sudah ditanggung oleh pihak pemerintah. Itu semua bisa saya rasakan tentu tidak terlepas dari kerja keras Kaprodi dan para stafnya, tanpa jasa belau-beliau belum tentu saya bisa merasakan itu semua.
Bagi saya mendapat biasiswa selama satu siklus tentu merupakan suatu anugrah yang tak terkira yang tak pernah disangka-sangka. Selama ini saya tidak pernah memikirkan masalah biaya kuliah sebab semua biaya sudah ditanggung oleh pemerintah, saya tinggal menjalani kuliah secara serius, tekun, ulet, dan rajin agar dapat mempertahankan serta meningkatkan prestasi yang telah diperoleh. Dan saya anggap ini merupakan keunggulan dari Prodi PBSI yang telah bekerja keras memperjuangkan mahasiswanya untuk mendapatkan biasiswa dari pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar