Rabu, 23 Juli 2014
PBSI Lebih Unggul
Menjadi
mahasiswa tak sesederhana yang kita imajinasikan, tak seringan membalikan telapak
tangan, tak semudah yang kita bicarakan. Salah besar jika diantara kita masih
ada yang punya pemikiran seperti itu. Menjadi mahasiswa itu butuh keseriusan,
ketekunan, keuletan, dan siap menghadapi segala tantangan.
Menjadi mahasiswa bukan sekedar memenuhi tuntutan, bukan sekdar menggugurkan kewajiban untuk memenuhi persyaratan, lebih dari itu untuk menjadi manusia yang mempunyai kelebihan dibidang ilmu pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan. Jika kuliah hanya sekedar memenuhi tuntutan, sekedar ingin mendapatkan ijazah yang berisi nilai-nilai, atau bahkan sekedar ingin mendapatkan gelar supaya mudah mendapatkan pekerjaan, rasanya tak ada gunanya menuntut ilmu di bangku perkuliahan, hanya buang-buang uang.
Berbicara mahasiswa tidak akan terlepas dari yang namanya Program Studi. Program Studi merupakan suatu wadah untuk mengklasifikasikan mahasiswa yang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta. Misalnya di Universitas Kuningan terdapat beberapa Program Studi; Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI), Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (Prodi PBI), Prodi Pendidikan Ekonomi (Prodi PE), Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Prodi PGSD), dan lain-lain.
Setiap Prodi tentu mempunyai keunggualan dan kekurangan masing-masing. Dari sekian banyak Prodi yang ada, banyak orang mengatakan bahwa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan Prodi yang lulusannya tidak dibutuhkan dalam dunia pekerjaan (guru), dengan alasan guru bahasa Indonesia sudah banyak.
Saya merupakan salah satu mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tingkat 2 di Universitas Kuningan, nama saya Ahmad Asikin. Ketika saya akan melanjutkan pendidikan di Universitas Kuningan dan masuk Prodi PBSI, ada yang mengatakan “Untuk apa masuk Prodi PBSI, prosfeknya jelek, selain itu guru Bahasa Indonesia sudah banyak. Lebih baik pilih Prodi lain yang prosfeknya bagus!”.
Mendengar pernyataan itu seketika langsung membuat saya ragu untuk memilih Prodi PBSI, akan tetapi setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya saya tetap teguh dengan niat sungguh-sungguh untuk masuk Prodi PBSI.
Meskipun diluar banyak yang menganggap remeh, menjelek-jelekan, bahkan memandang sebelah mata terhadap Prodi PBSI tapi saya sangat yakin bahwa Prodi PBSI lebih unggul dibandingkan dengan Prodi yang lain, khususnya di Universitas Kuningan.
Sudah dua tahun saya menempuh pendidikan di Prodi PBSI, saya menemukan bukti-bukti yang menunjukan bahwa Prodi PBSI lebih unggul dibanding Prodi yang lain. Misalnya: Prodi PBSI mendapat akreditasi B, mahasiswa PBSI lebih cakap dalam berbicara dibanding mahasiswa Prodi lain, mahasiswa lulusan PBSI selain dicetak sebagai calon guru Bahasa Indonesia juga dibekali ilmu pengetahuan serta keterampilan lain, sehingga ketika sudah mendapat gelar sarjana selain bisa mengajar juga bisa bekerja menjadi seorang jurnalis, editor buku, ahli bahasa, penulis, sastrawan, bahkan bisa menjadi seorang wirausaha yang mempunyai jiwa kreatif dan inovatif. Hal ini membuktikan bahwa Prodi PBSI lebih unggul dibanding Prodi lain.
Lalu siapa bilang sarjana PBSI tak dibutuhkan di dunia pekerjaan? Saya rasa itu hanya pemikiran-pemikiran orang yang pola pikirnya terlalu pendek, yang tujuan kuliahnya terlalu fokus menjadi guru. Sehingga ketika peluang untuk menjadi guru kecil, ia tidak mau bekerja di tempat lain.
Bukti lain yang membuktikan bahwa PBSI lebih unggul dibanding Prodi lain yaitu gaya kepemimpinan Kepala Program Studinya. Prodi PBSI dikepalai oleh Bapak Asep Jejen Jaelani, M.Pd. Gaya kepemimpnan yang trasfaran, tegas, humoris, serta dekat dengan para mahasiswa baik secara langsung maupun di media sosial. Ini merupakan keunggulan lain yang dimiliki Prodi PBSI, sebab di Prodi lain tidak ada yang menerapkan gaya kepemimpinan seperti Bapak Asep Jejen.
Selain itu, Kaprodi PBSI selalu aktif memperhatikan perkembangan akademik serta kegiatan para mahasiswanya, sehingga jika ada mahasiswanya yang mempunyai prestasi akademik yang membanggakan, aktif di organisasi kemahasiswaan, atau aktif bemain teater teater , beliau tidak segan-segan merekomendasikan mahasiswanya tersebut untuk mendapatkan Apresiasi berupa biasiswa.
Hal ini saya alami sendiri, saya merupakan salah satu dari empat mahasiswa yang medapat biasiswa satu siklus. Artinya selama empat tahun menempuh pendidikan S-1 di Prodi PBSI Universitas Kuningan, saya tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Sebab semua biaya yang berkaitan dengan perkuliahan seperti; biaya kuliah, biaya praktek, biaya pembelian buku paket, biaya hidup, biaya transfortasi, biaya pembelian sarana penunjang perkuliahan, dan lain-lain sudah ditanggung oleh pihak pemerintah. Itu semua bisa saya rasakan tentu tidak terlepas dari kerja keras Kaprodi dan para stafnya, tanpa jasa belau-beliau belum tentu saya bisa merasakan itu semua.
Bagi saya mendapat biasiswa selama satu siklus tentu merupakan suatu anugrah yang tak terkira yang tak pernah disangka-sangka. Selama ini saya tidak pernah memikirkan masalah biaya kuliah sebab semua biaya sudah ditanggung oleh pemerintah, saya tinggal menjalani kuliah secara serius, tekun, ulet, dan rajin agar dapat mempertahankan serta meningkatkan prestasi yang telah diperoleh. Dan saya anggap ini merupakan keunggulan dari Prodi PBSI yang telah bekerja keras memperjuangkan mahasiswanya untuk mendapatkan biasiswa dari pemerintah.
Menjadi mahasiswa bukan sekedar memenuhi tuntutan, bukan sekdar menggugurkan kewajiban untuk memenuhi persyaratan, lebih dari itu untuk menjadi manusia yang mempunyai kelebihan dibidang ilmu pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan. Jika kuliah hanya sekedar memenuhi tuntutan, sekedar ingin mendapatkan ijazah yang berisi nilai-nilai, atau bahkan sekedar ingin mendapatkan gelar supaya mudah mendapatkan pekerjaan, rasanya tak ada gunanya menuntut ilmu di bangku perkuliahan, hanya buang-buang uang.
Berbicara mahasiswa tidak akan terlepas dari yang namanya Program Studi. Program Studi merupakan suatu wadah untuk mengklasifikasikan mahasiswa yang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta. Misalnya di Universitas Kuningan terdapat beberapa Program Studi; Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI), Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (Prodi PBI), Prodi Pendidikan Ekonomi (Prodi PE), Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Prodi PGSD), dan lain-lain.
Setiap Prodi tentu mempunyai keunggualan dan kekurangan masing-masing. Dari sekian banyak Prodi yang ada, banyak orang mengatakan bahwa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan Prodi yang lulusannya tidak dibutuhkan dalam dunia pekerjaan (guru), dengan alasan guru bahasa Indonesia sudah banyak.
Saya merupakan salah satu mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tingkat 2 di Universitas Kuningan, nama saya Ahmad Asikin. Ketika saya akan melanjutkan pendidikan di Universitas Kuningan dan masuk Prodi PBSI, ada yang mengatakan “Untuk apa masuk Prodi PBSI, prosfeknya jelek, selain itu guru Bahasa Indonesia sudah banyak. Lebih baik pilih Prodi lain yang prosfeknya bagus!”.
Mendengar pernyataan itu seketika langsung membuat saya ragu untuk memilih Prodi PBSI, akan tetapi setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya saya tetap teguh dengan niat sungguh-sungguh untuk masuk Prodi PBSI.
Meskipun diluar banyak yang menganggap remeh, menjelek-jelekan, bahkan memandang sebelah mata terhadap Prodi PBSI tapi saya sangat yakin bahwa Prodi PBSI lebih unggul dibandingkan dengan Prodi yang lain, khususnya di Universitas Kuningan.
Sudah dua tahun saya menempuh pendidikan di Prodi PBSI, saya menemukan bukti-bukti yang menunjukan bahwa Prodi PBSI lebih unggul dibanding Prodi yang lain. Misalnya: Prodi PBSI mendapat akreditasi B, mahasiswa PBSI lebih cakap dalam berbicara dibanding mahasiswa Prodi lain, mahasiswa lulusan PBSI selain dicetak sebagai calon guru Bahasa Indonesia juga dibekali ilmu pengetahuan serta keterampilan lain, sehingga ketika sudah mendapat gelar sarjana selain bisa mengajar juga bisa bekerja menjadi seorang jurnalis, editor buku, ahli bahasa, penulis, sastrawan, bahkan bisa menjadi seorang wirausaha yang mempunyai jiwa kreatif dan inovatif. Hal ini membuktikan bahwa Prodi PBSI lebih unggul dibanding Prodi lain.
Lalu siapa bilang sarjana PBSI tak dibutuhkan di dunia pekerjaan? Saya rasa itu hanya pemikiran-pemikiran orang yang pola pikirnya terlalu pendek, yang tujuan kuliahnya terlalu fokus menjadi guru. Sehingga ketika peluang untuk menjadi guru kecil, ia tidak mau bekerja di tempat lain.
Bukti lain yang membuktikan bahwa PBSI lebih unggul dibanding Prodi lain yaitu gaya kepemimpinan Kepala Program Studinya. Prodi PBSI dikepalai oleh Bapak Asep Jejen Jaelani, M.Pd. Gaya kepemimpnan yang trasfaran, tegas, humoris, serta dekat dengan para mahasiswa baik secara langsung maupun di media sosial. Ini merupakan keunggulan lain yang dimiliki Prodi PBSI, sebab di Prodi lain tidak ada yang menerapkan gaya kepemimpinan seperti Bapak Asep Jejen.
Selain itu, Kaprodi PBSI selalu aktif memperhatikan perkembangan akademik serta kegiatan para mahasiswanya, sehingga jika ada mahasiswanya yang mempunyai prestasi akademik yang membanggakan, aktif di organisasi kemahasiswaan, atau aktif bemain teater teater , beliau tidak segan-segan merekomendasikan mahasiswanya tersebut untuk mendapatkan Apresiasi berupa biasiswa.
Hal ini saya alami sendiri, saya merupakan salah satu dari empat mahasiswa yang medapat biasiswa satu siklus. Artinya selama empat tahun menempuh pendidikan S-1 di Prodi PBSI Universitas Kuningan, saya tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Sebab semua biaya yang berkaitan dengan perkuliahan seperti; biaya kuliah, biaya praktek, biaya pembelian buku paket, biaya hidup, biaya transfortasi, biaya pembelian sarana penunjang perkuliahan, dan lain-lain sudah ditanggung oleh pihak pemerintah. Itu semua bisa saya rasakan tentu tidak terlepas dari kerja keras Kaprodi dan para stafnya, tanpa jasa belau-beliau belum tentu saya bisa merasakan itu semua.
Bagi saya mendapat biasiswa selama satu siklus tentu merupakan suatu anugrah yang tak terkira yang tak pernah disangka-sangka. Selama ini saya tidak pernah memikirkan masalah biaya kuliah sebab semua biaya sudah ditanggung oleh pemerintah, saya tinggal menjalani kuliah secara serius, tekun, ulet, dan rajin agar dapat mempertahankan serta meningkatkan prestasi yang telah diperoleh. Dan saya anggap ini merupakan keunggulan dari Prodi PBSI yang telah bekerja keras memperjuangkan mahasiswanya untuk mendapatkan biasiswa dari pemerintah.
Naskah Drama Sederhana
“Lingkungan Hidup”
Guru : Selamat pagi anak-anak?
Semua Siswa : Selamat pagi buuu..
Guru : Apa kabar anak-anak?
Semua Siswa : Alhamdulillah Allahhuakbar
Guru : Baiklah anak-anak, hari ini kita akan belajar membaca puisi yang temanya “Lingkungan Hidup”. Kemarin ibu menyuruh kalian untuk menulis puisi tentang lingkungan, sudah selesai??
Semua Siswa : belum buu!!
Guru : Loh kok belum? Ijem, kok kamu belum selesai, kenapa?
Ijem : Soalnya saya bingung bu, lingkungan di tempat tinggal saya banyak sampah, kotor, dan kumuh. Saking kumuhnya saya jadi tidak konsentrasi bu.
Guru : Markonah, kamu kenapa belum?
Markonah : Saya juga sama bu bingung, soalnya di tempat saya juga sama kumuh.
Guru : Mimin, kamu sudah belum?
Mimin : Sudah dong bu, saya kan anak rajin, smart, dan tidak sombong.
Guru : Nah ini baru murid ibu..
Guru : Baiklah kalau begitu, ibu akan menjelaskan tentang lingkungan hidup. Jadi begini anak-anak, lingkungan hidup adalah lingkungan tempat dimana menjalani kehidupan. Namun kalau kita perhatikan, lingkungan hidup kita sudah banyak yang tercemar. Kalian tau tidak apa penyebabnya?
Markonah : Saya tau bu.
Guru : Iya markonah, apa penyebabnya?
Markonah : Karena banyak orang yang membuang sampah sembarangan.
Guru : Benar, itu salah satu penyebabnya. Selain itu, polusi dari asap kendaraan, asap dari pabrik-pabrik besar, dan sebagainya. Bahkan gudung-gedung yang menjulang tinggi seperti di Jakarta ternyata dapat menyebabkan pemanasan Global.
Guru : Mangkanya kita harus bisa memelihara lingkungan disekitar kita, agar tidak terjadi bencana seperti banjir, longsor dan lain-lain.
Ijem : Memelihara? Caranya bagaimana buu? Kalau gitu lingkungan itu kaya binatang dong bu, harus dikasih makan, dikasih minum??
Guru : Maksud ibu bukan seperti itu ijeeemm, ya minimal buang sampah pada tempatnya. Agar lingkungan bersih dan terlihat indah, seperti semboyan Kuningan.
Guru : Ayo siapa yang tau seboyan kuningan?
Semua siswa : saya tau buu!!!!
Guru : Coba Markonah, apa semboyan Kuningan?
Markonah : ASRI bu, A = Aman, S = Sehat, R = Rindang, I = Indah.
Guru : Pinterrrr!!!
Guru : Nah, maka dari itu, kita sebagai warga Kuningan harus mewujudkan semboyan itu. Mari kita wujudkan Kuningan sebagai kota yang aman, sehat, rindang, dan indah, jangan seperti di Jakarta, banyak polusi, banyak sampah, lingkungannya kotor dan kumuh, sehingga wajar saja kalau di Jakarta sering terjadi banjir.
Guru : Nah, sekarang kalian sudah mengerti kan?
Semua Siswa : Mengerti buuuu!!!!!
Guru : Kalau kalian sudah mengerti, minggu depan ibu akan tes kalian membaca puisi karya kalian sendiri yang tentang lingkungan. Sebelum ibu mengakhiri pelajaran hari ini, ada yang mau bertanya?
Mimin : Bu, kami kan belum tau cara membaca puisinya gimana, coba Ibu contohkan dulu kepada kami!!!
Guru : Baiklah, ibu akan mencontohkan membaca puisi tentang lingkungan yang berjudul “Jakarta” karya Husni Djammaludin. Kalian simak baik-baik ya!!!
Semua Siswa : Iya buuuu!!!!
Laporan Pemanfaatan Dana Beasiswa
Laporan Pemanfaatan Dana Beasiswa Satu Siklus (S-1)
Pemerintah
Provinsi Jawa Barat
A. Semester Satu
No
|
Jenis
Pemenfaatan
|
Besaran
|
1.
|
Pembayaran
Uang Kuliah
|
700.000
|
2.
|
Pembayaran
Uang SKS (22x60)
|
1.320.000
|
3.
|
Beli
Diktat Teori Sastra
|
30.000
|
4.
|
Beli Diktat
Menyimak
|
30.000
|
5.
|
Beli
Diktat Linguistik Umum
|
30.000
|
6.
|
Foto Copy
Diktat Berbicara
|
26.000
|
7.
|
Foto Copy
Diktat Bahasa Inggris
|
25.000
|
8.
|
Foto Copy
Diktat Landasan Pendidikan
|
28.000
|
9.
|
Beli Buku
Membaca
|
28.000
|
10.
|
Beli Kamus
Besar Bahasa Indonesia
|
180.000
|
11.
|
Pembayaran
Temu Warga
|
200.000
|
Jumlah
|
Rp.
2.597.000
|
B. Semester Dua
No
|
Jenis
Pemenfaatan
|
Besaran
|
1.
|
Pembayaran
Uang Kuliah
|
700.000
|
2.
|
Pembayaran
Uang SKS (22x60)
|
1.320.000
|
3.
|
Pembayaran
DSP
|
2.000.000
|
4.
|
Beli Paket
Pembelajaran Menyimak
|
50.000
|
5.
|
Beli Buku
Paket Pembelajaran Membaca
|
50.000
|
6.
|
Beli Buku
Paket Menulis
|
45.000
|
7.
|
Beli Buku
Paket Fonologi Bhs. Indonesia
|
50.000
|
8.
|
Beli Buku
Paket ISBD
|
35.000
|
9.
|
Beli Buku
Paket Psikologi Pendidikan
|
50.000
|
10.
|
Beli Buku
Paket Anatomi Puisi
|
50.000
|
11.
|
Beli 10
Macam Buku Antologi Puisi
|
300.000
|
12.
|
Pembayaran
Uang Seminar Wajib
|
50.000
|
Jumlah
|
Rp.
4.700.000
|
Tanggal dan Jumlah Pengambilan Uang
Total
Dana Beasiswa Satu Siklus (S-1) di Bank BNI Rp. 52.000.000,-
1. Pengambilan
Ke-1
Tanggal : 22 Maret 2013
Jumlah Pengambilan : Rp. 7.417.000,-
Sisa saldo
tabungan : Rp. 44.607.000,-
Keterangan :
Total
pemanfaatan dana beasiswa semester satu & semester dua (satu tahun) Rp.
7.297.000 (tujuh juta dua ratus sembilan
puluh tujuh ribu rupiah).
2. Pengambilan
Ke-2
Tanggal :
Jumlah
Pengambilan :
Sisa saldo
tabungan :
Keterangan:
3. Pengambilan
Ke-3
Tanggal :
Jumlah
Pengambilan :
Sisa saldo
tabungan :
Keterangan:
4. Pengambilan
Ke-4
Tanggal :
Jumlah
Pengambilan :
Sisa saldo tabungan :
Keterangan:
5. Pengambilan
Ke-3
Tanggal :
Jumlah
Pengambilan :
Sisa saldo
tabungan :
Keterangan:
6. Pengambilan
Ke-4
Tanggal :
Jumlah
Pengambilan :
Sisa saldo tabungan :
Keterangan:
7. Pengambilan
Ke-3
Tanggal :
Jumlah
Pengambilan :
Sisa saldo
tabungan :
Keterangan:
8. Pengambilan
Ke-4
Tanggal :
Jumlah
Pengambilan :
Sisa saldo tabungan :
Keterangan:
Langganan:
Postingan (Atom)