ANATOMI PROSA FIKSI
“Analisis
Novel Cinta di Atas Awan Karya Glenn Alexei”
ANALISIS NOVEL
Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Anatomi
Prosa Fiksi
Dosen Pengampu
Aan Sugiantomas, M.Si.
Oleh
AHMAD ASIKIN
NIM 2012011002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur
saya
panjatkan kehadirat Allah
Swt,
karena atas ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian/analisis
novel yang berjudul Cinta di Atas Awan karya
Glenn Alexei. Penelitian ini dilakukan
untuk memenuhi tugas akhir pada mata kuliah Anatomi Prosa Fiksi, sekaligus merupakan salah satu
syarat untuk bisa mengikuti ujian akhir semester (UAS).
Dalam melakukan penelitian ini, saya mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak baik bersifat moril maupun materil, sehingga penelitian ini
dapat diselesaikan
dengan baik. Dengan kerendahan dan ketulusan hati, saya selaku penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Aan Sugiantomas, M.Si. selaku dosen pengampu yang telah mengenalkan
dan mengajarkan saya tentang ilmu sastra;
2. Bapak
Asep Jejen Jaelani, M.Pd. yang tak pernah letih membimbing, mengarahkan serta
memberi motivasi kepada saya khususnya dalam melakukan penelitian ini;
3. Bapak
H. Ajat Sudrajat, M.Si. yang telah memfasilitasi saya dalam proses penelitian
ini;
4. Ibu
dan Bapak, yang tak henti-hentinya mendoakan saya dalam menuntut ilmu;
5. Taty
Ratih Fitriani, atas segenap perhatian dan motivasinya selama ini;
6. Teman-teman
seperjuangan, mahasiswa PBSI tingkat II yang selalu memberi semangat meski
hanya berupa canda dan tawa.
Menyadari
akan kekurangan dan kelemahan saya dalam menyusun penelitian ini, saya sangat
mengharapkan kritik disertai saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang
akan datang, terutama dari Bapak Aan Sugiantomas dan Bapak Asep Jejen
Jaelani.
Semoga
penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya, dan semoga
kebaikan orang-orang yang telah membantu saya dalam menyusun penelitian ini mendapatkan
pahala dari Allah
Swt.
Amin.
Kuningan,
13 Januari 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
LEMBAR JILID
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR
ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
4
1.1. Latar BelakangMasalah
4
1.2. Rumusan Masalah
4
1.3. Tujuan Penelitian
5
1.4. Manfaaat Penelitian
5
BAB II LANDASAN TEORI
6
2.1.
Pengertian Sastra
6
2.2.
Bentuk-bentuk Sastra
7
2.3.
Prosa Fiksi
9
2.4.
Jenis-Jenis Prosa Fiksi
10
2.5.
Novel
13
2.6. Unsur-unsur Novel
14
BAB III ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL
21
3.1.
Sekilas Tentang Pengarang
21
3.2.
Sinopsis Novel
21
3.3.
Tema
22
3.4.
Alur
23
3.5.
Tokoh dan Perwatakan
31
3.6.
Latar/Setting
44
3.7.
Gaya
53
3.8.
Titik Pengisahan
58
3.9. Amanat
63
BAB IV SIMPULAN
67
DAFTAR PUSTAKA
69
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sastra adalah hasil
cipta manusia dengan menggunakan bahasa sebagai medianya, bersifat imajinatif,
disampaikan secara khas, serta mengandung pesan yang bersifat relatif. Sastra
memberikan wawasan yang umum tentang masalah manusia, sosial, maupun
intelektual, dengan caranya penyampaian yang khas.
Karya sastra lahir
karena dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan dirinya yang menaruh
perhatian serius terhadap manusia dan kemanusiaan, dan menaruh minat terhadap
dunia realitas yang berlangsung sepanjang waktu (Sugiantomas, 2012: 1).
Sebagaimana karya seni
lainnya, karya sastra adalah wujud ekspresi kegelisahan manusia yang di
dalamnya memuat pokok-pokok pikiran, perasaan, sikap, serta tujuan yang ingin
diungkapkan pengarang sesuai pengalaman imajinasinya (Jaelani, 2009: 1). Ada tiga bentuk karya sastra yang merupakan
wujud ungkapan ekspresi manusia mengenai persoalan hidup dan kehidupannya, yaitu
puisi, prosa fiksi, dan drama.
Karya sastra akan tetap
ada selama masih ada orang yang mau membaca karya sastra (penikmat sastra),
misalnya bentuk yang paling banyak disukai biasanya adalah jenis novel. Novel
adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengan orang sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap
pelaku (KBBI, 2008: 969). Maka dari itu, sampai kapan pun novel tidak akan
pernah punah selama masih ada penikmat sastra yang melakukan kegiatan membaca
karya sastra disertai kesungguhan yang mendalam, mempertanyakan, memikirkan,
merasakan, dan menganalisisnya. Sehingga akan tumbuh kepekaan pikiran kritis,
dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra. Tentu saja pada akhirnya
akan sampai pada sebuah apresiasi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka penulis akan mencoba merumuskan masalah sebagai berikut:
1)
Apa
tema pada novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei?
2)
Bagaimana
alur/plot pada novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei?
3)
Siapa
tokoh pada novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei dan bagaimana
perwatakannya?
4)
Dimana,
kapan, dan bagaimana latar/setting pada novel Cinta di Atas Awan karya Glenn
Alexei?
5)
Bagaimana
titik pengisahan pada novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei?
6)
Bagaimana
gaya pengarang pada novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei dan gaya bahasa
apa saja yang digunakan oleh pengarang?
7)
Apa
amanat pada novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei?
1.3. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, ada beberapa
tujuan yang ingin dicapai oleh penulis, tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Ingin
mengetahui tema pada novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei?
2)
Ingin
mengetahui alur/plot pada novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei?
3)
Ingin
mengetahui tokoh dan perwatakan pada novel Cinta di Atas Awan karya Glenn
Alexei?
4)
Ingin
mengetahui latar/setting pada novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei?
5)
Ingin
mengetahui titik pengisahan pada novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei?
6)
Ingin
mengetahui gaya pengarang dan gaya bahasa yang digunakan pengarang pada novel
Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei?
7)
Ingin
mengetahui amanat pada novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei?
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di
atas, maka penelitian ini diharapkan akan bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Manfaat
Teoritis
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan dibidang ilmu
sastra, khususnya prosa fiksi jenis novel. Selain itu diharapkan dapat menambah
pembendaharaan teori mengenai unsur-unsur intrinsik novel.
b.
Manfaat
Praktis
1)
Bagi
peneliti, hasil penelitian ini merupakan ajang pembelajaran untuk mempersiapkan
diri dalam menghadapi penyusunan skripsi di masa mendatang.
2)
Bagi
pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan tingkat apresiasi
terhadap sebuah karya sastra khususnya novel, serta dapat bermanfaat sebagai
bahan penunjang pembelajaran/referensi baik untuk tingkat SMP, SMA, maupun
tingkat perguruan tinggi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Pengertian Sastra
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2008: 1230) arti kata sastra adalah karya tulis yang jika
dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti
keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya. Karya sastra
berarti karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan
bahasa yang indah.
Sastra dapat memberikan
kesenangan atau kenikmatan kepada pembacanya. Seringkali dengan membaca sastra
muncul ketegangan-ketegangan (suspense). Dalam ketegangan itulah diperoleh
kenikmatan estetis yang aktif. Berbagai segi kehidupan dapat diungkapkan dalam
karya sastra.
Secara etimologi kata sastra berasal dari bahasa
Sansekerta, dibentuk dari akar kata sas
dan -tra. Sas mempunyai arti ‘mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk’; sedangkan
-tra mempunyai arti ‘alat, atau
sarana’. Karena itu, kata sastra dapat berarti ‘alat untuk mengerjakan atau
buku petunjuk’. Dengan arti ini, dalam bahasa Sansekerta dapat dijumpai istilah
Silpasatra yang berarti ‘buku arsitektur’, dan Kamasastra yang berarti ‘buku
petunjuk seni bercinta’. (Sugianto Mas, 2012:7).
Secara harfiah kata sastra berarti ‘huruf, tulisan, atau karagan’. Lalu karena karangan
atau tulisan biasanya berwujud buku , maka sastra
berarti juga ‘buku’. Itulah sebabnya, dalam pengertian kesusatraan lama,
istilah sastra berarti buku, baik
yang berisi tentang dongeng, pelajaran agama, sejarah, maupun peraturan dan
undang-undang.
Dalam perkembangan selanjutnya, kata sastra mendapat imbuhan su, yang dalam bahasa jawa berarti ‘baik
atau indah’. Dengan demikian, pengertiannya berkembang juga menjadi ’buku yang
baik dan indah’, dalam arti baik isinya dan indah bahasanya. Kata susastra itu pun berkembang juga dan
mendapat imbuhan gabungan (konfiks) ke-an,
sehingga menjadi kesusastraan yang
berarti ‘hal atau tentang buku-buku yang baik isinya dan indah bahasanya’.
Sastra
bukanlah seni bahasa belaka, melainkan suatu kecakapan dalam menggunakan bahasa
yang berbentuk dan bernilai sastra. Berkaitan dengan maksud tersebut, sastra
selalu bersinggungan dengan pengalaman manusia yang lebih luas, selalu
melibatkan pikiran pada kehidupan sosial, moral, psikologi, dan agama.
Menurut
Wellek dan Warren (1989: 3) sastra adalah sebuah karya seni yang memiliki
ciri-ciri; sebuah kreasi, luapan emosi yang spontan, bersifat otonom, otonomi
sastra bersifat koheren (ada keselarasan bentuk dan isi), menghadirkan sintesis
terhadap hal-hal yang bertentangan, mengungkapkan sesuatu yang tidak
terungkapkan dengan bahasa sehari-hari.
Karya
sastra lahir karena dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan dirinya yang
menaruh perhatian serius terhadap manusia dan kemanusiaan, dan menaruh minat terhadap
dunia realitas yang berlangsung sepanjang waktu (Sugiantomas, 2012: 1).
Menurut
Supradjarto (1991: 1) suatu karya sastra ada dua kemungkinan, yakni: karya
imajinatif dan karya informatif. Karya imajinatif berarti karya tersebut
berdasarkan imajinasi penulisnya atau berdasarkan citra penulisnya semata-mata.
Walaupun isinya tidak benar-benar terjadi tetapi masuk akal. Sedangkan karya
informatif yaitu karya sastra seperti halnya karya imajinatif tetapi penulisannya
berdasarkan suatu kejadian besar seolah-olah menjadi insfirasinya. Sementara Wellek
dan Warren (1989: 14) menerangkan bahwa istilah “sastra” paling tepat
diterapkan pada seni sastra, yaitu sebagai karya imajinatif.
Melalui
karya sastra kita dapat melihat gambaran atau rekaman pikiran, pandangan,
persoalan pengarang secara utuh terhadap masalah kehidupan manusia yang
diungkapkan dalam karyanya. Penggambaran tersebut diungkapkan melalui bahasa
lisan maupun bahasa tulis. Bahasa yang dicurahkan dalam sastra baik secara
lisan maupun tulisan tentunya berbeda dengan bahasa yang digunakan sehari-hari
sebagai alat komunikasi, karena bahasa sastra mempunyai berbagai keunggulan
seperti keaslian, keartistikan, keindahan baik isi maupun bentuk ungkapannya
(Jaelani, 2009: 8)
Karya
sastra mengalir dari kenyataan-kenyataan hidup yang terdapat didalam
masyarakat. Akan tetapi karya sastra bukan hanya mengungkapkan kenyataan
objektif itu saja, melainkan juga mencuatkan pandangan, tafsiran, sikap, dan
nilai-nilai kehidupan berdasarkan daya kreasi dan imajinasi pengarangnya, serta
kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sastra adalah sebuah
karya imajinatif dari hasil pemikiran manusia yang disampaikan secara khas, mengandung
pesan yang bersifat relatif, mengandung nilai-nilai kebaikan yang dituangkan ke
dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis.
2.2.
Bentuk-bentuk Sastra
Bentuk
sastra berarti cara dan gaya dalam penyusunan dan pengaturan bagian-bagian karangan;
pola struktural karya sastra ke dalamnya dapat digolongkan tiga bentuk, yaitu puisi, prosa fiksi, dan drama Panuti Sujiman (dalam Sugiantomas,
2012: 12). Sejalan dengan pendapat terebut, Jaelani (2009: 1) mengungkapkan ada
tiga bentuk karya sastra yang merupakan wujud ungkapan ekspresi manusia
mengenai persoalan hidup dan kehidupannya, yaitu puisi, prosa fiksi, dan drama.
a. Puisi
Puisi adalah
salah satu bentuk karya sastra menggunakan bahasa yang relatif lebih padat
dibandingkan dengan bentuk prosa. Pilihan kata atau diksi diperhitungkan dari
berbagai segi; makna, nilai imajinasi, irama, rima, dan amanatnya. Oleh karena
itu, kata-kata dalam puisi tidak semata-mata berfungsi sebagai alat penyampai
gagasan, melainkan berfungsi pula sebagai bahan.
b. Prosa
fiksi
Prosa fiksi atau
cerita rekaan adalah sebuah karangan bebas yang dimuati imajinasi di dalamnya,
mengandung nilai-nilai kehidupan, serta menggunakan bahasa yang khas. Seperti
yang pernah diungkapkan oleh Sudjiman (dalam Sugiantomas, 2013: 60) prosa fiksi
atau cerkan adalah cerita yang mempunyai tokoh, dan alur yang dihasilkan oleh
daya khayal atau imajinasi, dalam ragam prosa. Puisi diciptakan dalam suasana
perasaan yang intens yang menuntut pengucapan jiwa yang spontan dan padat.
Dalam puisi, aku lirik berbicara tentang jiwanya sendiri artinya mengungkapkan
dirinya sendiri. (Waluyo, 1987: 2)
c. Drama
Drama adalah
adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui
tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan (KBBI, 2008: 342). Drama
merupakan salah satu bentuk karya sastra, yang berwujud susunan dialog dari
para tokohnya. Unsur yang terdapat dalam drama pun tidak berbeda jauh dengan
prosa fiksi, yakni terdapat tema, alur/plot, tokoh dan perwatakan, ketegangan,
latar atau setting, gaya, dan amanat. Namun sebuah naskah drama rasa belum
lengkap atau belum utuh apabila belum dipentaskan dalam sebuah seni
pertunjukkan.
Dari
penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa bentuk sastra adalah bentuk atau
gaya dalam menyusun sebuah karangan yang diklasifikasikan menjadi tiga bentuk,
yakni; puisi, prosa fiksi, dan drama.
2.3.
Prosa Fiksi
Prosa dibagi menjadi
dua, prosa imajinatif dan prosa non-imajinatif. Dalam prosa imajinatif atau
prosa fiksi, unsur perenungannya terdiri dari beberapa faktor; pemerolehan ide,
ilustrasi bahasa yang diperhitungkan keindahan, dan dalam penciptaannya prosa
imajinatif ini sangat pengaruhi dengan proses imajinasi. Sedangkan dalam prosa
non-imajinatif tentunya tidak bersifat khayal, dan isi dari prosa
non-imajinatif ini berdasarkan fakta, yang berbentuk deskripsi, argumentasi,
atau narasi.
Pada pembahasan ini
hanya akan membahas mengenai prosa fiksi, sebab yang membedakan karya sastra
dengan karya nonsastra yaitu adanya unsur imajnasi. Sejalan dengan pendapat
tersebut, Mahayana (dalam Jaelani, 2009: 7) menegaskan bahwa secara hakiki,
yang membedakan karya sastra dengan karya-karya nonsastra adalah adanya
dominasi imajinasi. Dalam karya sastra dominasi imajinasi sangat penting.
Dalam prosa
nonimajinatif tentu saja hal-hal yang khalayak tidak akan dipentingkan, tetapi
sangat berdasarkan pada hal-hal faktual. Isinya bisa berupa deskripsi,
argumentasi, atau narasi tentang sesuatu yang sama sekali tidak direka-reka dan
bahkan objektif. Oleh sebab itu, prosa sangat sulit dikatakan sebagai karya
sastra sebagai hasil kesenian yang tentu saja bermuatan besar imajinasi.
Sedangkan prosa imajinatif jelas sangat dipengaruhi oleh imajinasi dalam proses
penciptaannya.
Seperti yang telah
dijelaskan bahwa prosa fiksi atau cerita rekaan adalah sebuah karangan bebas
yang dimuati imajinasi di dalamnya, mengandung nilai-nilai kehidupan, serta menggunakan
bahasa yang khas. Prosa fiksi atau cerkan adalah cerita yang mempunyai tokoh,
dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi, dalam ragam prosa.
Dalam prosa fiksi
digolongkan menjadi beberapa jenis yang diklasifikasikan berdasarkan kurun
waktu atau jaman, berdasarkan gaya ungkap atau tipenya, berdasarkan isinya, berdasarkan
pada pola umum yang telah amat populer dan berdasarkan unsur yang menonjol.
Cerita rekaan merupakan
salah satu bentuk sastra yang memaparkan terjadinya peristiwa secara rinci
mengenai segala hal yang bersangkut paut dengan peristiwa tersebut, seperti
siapa tokoh dalam peristiwa itu, bagaimana suasana, bagaimana karakter tokoh
tersebut, dimana dan kapan terjadi peristiwa itu, bagaimana proses terjadinya
peristiwa itu, apa yang melatarbelakangi peristiwa itu, siapa penutur peristiwa
itu, dan bagaimana runtutan peristiwa itu. dalam cerita rekaan yang baik segala
hal yang terkait tersebut akan memberi gambaran yang cukup jelas dan disusun
dalam satu kesatuan yang utuh dan saling menunjang (Sugiantomas, 2013: 60).
Dalam cerita rekaan,
biasanya terdapat pikiran-pikiran tersembunyi yang tidak diungkapkan secara
terus terang. Pikiran seperti itu bisa berupa didikan, nasehat, saran, ajakan,
atau lainnya. Namun pada akhirnya pembaca akan sadar juga bahwa dibalik semua
perisiwa yang mengasyikan itu ternyata ada suatu pikiran yang bermanfaat, ada
hikmah yang dapat dipetik. Kenikmatan dan kehikmahan itulah ciri karya seni
pada umumnya dan ciri karya khususnya.
2.4.
Jenis-jenis Prosa Fiksi
Seperti yang telah
dijelaskan bahwa prosa fiksi digolongkan menjadi beberapa jenis yang diklasifikasikan
berdasarkan kurun waktu atau jaman, berdasarkan gaya ungkap atau tipenya,
berdasarkan isinya, berdasarkan pada pola umum yang telah amat populer dan
berdasarkan unsur yang menonjol.
1) Berdasarkan
Kurun Waktu atau Jaman
a. Dongeng
Dongeng sering disebut juga folklore, dongeng merupakan cerita
rekaan yang pendek dan pada umumnya mengisahkan peristiwa dengan memasukan
hal-hal keajaiban dan tidak mungkin terjadi dalam kehidupan nyata.
b. Hikayat
Hikayat merupakan cerita rekaan
lama yang panjang yang mengisahkan peristiwa dengan memasukan unsur keajaiban
seperti dongeng. Cerita ini biasanya berpusat pada kehidupan raja-raja,
keluarga dan pembantu dekatnya. Unsur keajaiban nampak dari kesaktian para
tokohnya dalam menaklukan musuh atau suatu kerajaan lain dan merebut
putri-putri cantik.
c. Cerita
Sejarah
Cerita sejarah merupakan cerita
tentang raja-raja atau kepala negeri yang biasanya bersandar pada kenyataan
sejarah namun tidak seluruhnya merupakan fakta sejarah.
d. Novel
Novel merupakan cerita rekaan yang
menceritakan suatu peristiwa yang luar biasa dalam kehidupan manusia, sebab
hanya memuat cerita berdasarkan konflik hidup yang sangat menonjol, sehingga
menceritakan tokoh sejak kecil sampai dewasa dianggap tidak perlu. Konflik
batin yang mendalam dari para tokoh menjadi sasaran utama cerita.
e. Cerpen
Cerpen adalah jenis prosa fiksi
yang memaparkan cerita secara singkat dan padat, pada dasarnya cerpen tidak
jauh berbeda dengan novel. Bedanya tokohnya hanya sedikit, latar/settingnya
tidak terlalu banyak, dan alurnya singkat.
f. Novelet
Novelet merupakan novel kecil, dari
segi kuantitasnya berkisar 60 halaman sampai 100 halaman.
2) Berdasarkan
Gaya Ungkap atau Tipenya
a. Narasi
Narasi yaitu tipe cerita rekaan
yang gaya pengungkapannya menuturkan atau menceritakan.
b. Deskripsi
Deskrpsi yaitu tipe cerita rekaan
yang gaya pengungkapannya melukiskan atau menggambarkan secara rinci.
c. Semi
Dramatik
Semi dramatik yaitu tipe cerita
rekaan yang gaya pengungkapannya bercakap-cakap bisa berupa dialog atau
monolog.
3) Berdasarkan
Isinya
a. Roman
atau Novel Bertendens
Novel bertendens artinya novel yang
isinya ceritanya memiliki tujuan. Misalnya novel berjudul ‘Harimau-Harimau’
karya Muchtar Lubis dan ‘Layar Terkembang’ karya Sultan Takdir Alisyahbana.
b. Roman
atau Novel Sejarah
Roman atau novel sejarah yaitu
cerita melukiskan kehidupan tokoh-tokoh cerita dalam suatu masa sejarah atau
bersandar pada kenyataan sejarah.
c. Roman
atau Novel Psikologi
Roman atau novel psikologi yaitu
cerita yang terpusat pada kehidupan emosional para tokohnya yang menjajaki
tingkatan kegiatan mentalnya yang berbeda-beda.
d. Roman
atau Novel Perjuangan
Roman atau novel perjuangan merupakan
cerita perjuangan yang dialami tokohnya dalam mencapai cita-cita atau nampak
mempertahankan kemerdekaan bangsanya.
e. Roman
atau Novel Sosial
Roman atau novel sosial sering
disebut novel masyarakat. Novel ini menceritakan suka-duka kehidupan tertentu
dalam lapisan sosial tertentu.
f. Roman
atau Novel Deklamatif
Roman atau novel deklamatif yaitu merupakan
cerita yang penuh rahasia dengan penyelidikan yang cukup mendebarkan serta
penuh ketegangan bertahap.
g. Roman
atau Novel Anak
Roman atau novel anak merupakan
cerita kehidupan anak-anak dengan segala dukanya. Novel ini ada diperuntukkan
kepada orang tua sebagai bahan didikan anaknya, ada pula yang diciptakan dengan
bahan bacaan anak-anak.
h. Roman
atau Novel Percintaan
Roman atau novel percintaan merupakan
cerita yang disusun berdasarkan pokok peroalan cinta. Cerita cinta ini bisa
berkembang dalam kehidupan remaja, dewasa, dan keluarga.
4) Berdasarkan
Pada Pola Umum yang Telah Amat Populer
a. Roman
atau Novel Populer
Novel populer atau sering disebut
novel pop merupakan karya sastra yang dikategorikan sebagai sastra hiburan dan
komersial. Novel ini merupakan lawan dari novel sastra atau novel serius
sebagai sastra literer. Kategori hiburan dan komersial ini menyangkut oleh
penciptaannya, sehingga kualitas sastra menjadi sedikit terabaikan. Tema yang
diangkat biasanya persoalan yang biasa saja alias tema kebanyakan yang telah
banyak diketahui oleh banyak orang.
b. Roman
atau Novel Serius
Roman atau novel serius disebut
juga novel literer merupakan novel bermutu sastra. Disebut novel serius karena
keseriusan dalam menjangkau masalah kehidupan manusia yang diungkapkan
pengarangnya. Novel ini menyajikan persoalan-persoalan hidup manusia dengan
daya tilik yang teliti dan serius, penuh perenungan hakiki manusia yang dalam.
Oleh karena itu jenis novel ini biasanya langgeng dan bermanfaat bagi penyempurnaan
kearifan hidup manusia, disamping pesona hiburan yang nikmat.
5) Berdasarkan
Unsur yang Menonjol
a. Roman
atau Novel Plot
Roman atau novel jenis ini
menekankan pada susunan plot sebagai unsur yang paling ditonjolkan. Dalam novel ini susunan
peristiwa dirangkai dengan seksama sehingga mampu menarik perhatian pembacanya.
b. Roman
atau Novel Watak
Roman atau novel watak menekankan
pada variasi dan penonjolan karakter para tokohnya. Yang menjadi perhatian
pengarangnya adalah manusia-manusia yang berkarakter menonjol, sehingga dalam
novel ini unsur lain seperti plot, setting, tema dan yang lainnya tidak begitu
diperhatikan
c. Roman
atau Novel Tematis
Roman atau novel ini sangat
mengutamakan ide atau gagasan-gagasan baru sebagai sumber tema. Biasanya
pokok-pokok persoalan oleh orang lain tidak pernah terpikirkan mencuat ke
permukaan cerita. Tema yang ada sangat unik sehingga mampu menyedot perhatian
pembaca dibandingkan unsur lainnya.
2.5.
Novel
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 968) novel adalah karangan prosa yang
panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di
sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Berbicara
tentang novel tentu ada kaitannya dengan roman. Sebab, seringkali kita bingung
dengan pertanyaan-pertanyaan dalam batin mengenai perbedaan antara novel dengan
roman. Lalu apa perbedaan yang paling mendasar antara novel dengan roman? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, disini akan sedikit membahas mengenai perbedaan
antara novel dengan roman.
Roman
sering dikatakan sebagai karangan mengenai kehidupan manusia dengan pengalaman,
sifat, adat istiadat, pengaruh ekonomi, politik, kehancuran, keberhasilan,
serta pendangan hidup suatu masyarakat seluas-luasnya. Tokoh utama disimpulkan
sebagai tokoh yang dimunculkan sejak kecil sampai dewasa bahkan sampai
meninggal. Tokoh bawahannya banyak, sehingga memungkinkan terjadinya plot
ganda. Kesemua itu diceritakan secara mendalam dan terperinci serta penuh
dengan nasehat-nasehat yang langsung dilontarkan oleh para tokoh positifnya.
Novel
sering dikatakan sebagai karangan yang menceritakan suatu peristiwa yang luar
biasa dalam kehidupan manusia. Dikatakan luar biasa sebab hanya memuat cerita
berdasarkan konflik hidup yang sangat menonjol, sehingga menceritakan tokoh
sejak kecil sampai dewasa dianggap tidak perlu. Konflik batin yang mendalam
dari para tokoh menjadi sasaran utama cerita, hal itu menyebabkan plot erat,
tunggal, dan menarik.
Dari
penjelasan diatas nampaknya kita dapat menyimpulkan perbedaan antara novel
dengan roman, namun saya rasa kita tidak perlu memperdebatkan perbedaan
tersebut. Sebab, pada hakikatnya novel dengan roman adalah sama, hanya saja ada
sedikit perbedaan dalam mengeksplorasi unsur intrinsik oleh pengarang dalam
proses penciptaanya. Saya sangat sependapat dengan apa yang pernah diungkapkan
oleh Sugiantomas (2013: 50) bahwa tidak perlu lagi ada batasan-batasan yang
ketat antara istilah novel dengan roman. Batasan-batasan yang kaku malah akan
menghambat proses terjadinya apresiasi dalam kehidupan kesusastraan. Orang
sering terbelenggu oleh pendefinisian sehingga proses pertemuan dengan karya
yang sesungguhnya tidak terjadi. Oleh sebab itu, ada baiknya kedua jenis cerita
rekaan ini selanjutnya dianggap sama. Untuk menyebutnya sebaiknya mulai
dipopulerkan dengan istilah novel saja.
Novel
berasal dari bahasa latin ‘novellus’
yang diturunkan dari kata ‘novies’
yang berarti ‘baru’. Dikatakan baru sebab novel muncul belakangan dibandingkan
dengan bentuk puisi dan drama. Yus Rusmana memunculkan pengertian novel sebagai
cerita rekaan yang panjang dan mengisahkan peristiwa rasional. Novel merupakan
prosa rekaan yang panjang, yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan
serangkaian peritiwa dan latar secara tersusun Sujiman (dalam Sugiantomas,
2013: 50).
Novel
dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan segala sesuatu secara lebih
banyak, lebih rinci, lebih detail, dan
lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang kompleks.
2.6.
Unsur-unsur Novel
Unsur
pada karya sastra jenis novel terdapat dua unsur, yakni unsur ekstrinsik dan
unsur intrinsik seperti halnya unsur yang terdapat pada puisi dan drama.
1) Unsur
Ekstrisik
Unsur ekstrinsik adalah unsur luar
yang berkaitan dengan pengarang, unsur-unsur tersebut antara lain: agama,
lingkungan, adat istiadat, psikologi, pendidikan, status ekonomi, dan
lain-lain.
2) Unsur
Intrinsik
Unsur intrinsik yaitu unsur dalam
atau unsur yang membangun terciptanya sebuah novel. Unsur-unsur tersebut yaitu:
tema, alur/plot, tokoh dan perwatakan, latar/setting, gaya, titik pengisahan,
dan amanat.
a. Tema
Menurut arti
katanya tema berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah
ditempatkan. Kata ini berasal dari bahasa Yunani tithenai yang berarti menempatkan atau meletakkan. Aristoteles yang
dianggap sebagai salah seorang tokoh retorika jaman klasik, menegaskan bahwa
untuk membuktikan sesuatu mula-mula harus ditentukan dan dibatasi topoi
‘tempat’ berlangsungya suatu pristiwa. Dalam batas-batas yang telah ditentukan
tadi, penulis menentukan: manusia, interaksi, dan fakta-fakta lainnya yang
menimbulkan atau bersangkutan dengan pristiwa tadi. Sebaliknya dalam retorika
modern, setiap pengarang ketika akan menyampaikan sesuatu, mula-mula akan
mencari topik yang akan dijadikan landasan untuk menyampaikan maksudnya
mengenai topik tersebut.
Menurut Prof.
Dr. Gorys Keraf (1994: 107) tema secara khusus dalam sebuah karangan dapat
dilihat dari dua sudut; dari sudut karangan yang telah selesai dan dari sudut
proses penyusunan sebuah karangan.
Dilihat dari
sudut sebuah karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang
disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Amanat utama ini dapat diketahui
misalnya bila seseorang membaca sebuah roman atau karangan lainnya. Selesai
membaca karangan tersebut, akan meresaplah ke dalam pikiran pembaca satu sari
atau makna dari seluruh karangan itu. Secara singkat, tema adalah pokok
persoalan, atau ide pokok yang tertuang dalam cerita.
Untuk menentukan
tema sebuah karya fiksi, haruslah disimpulkan dari keseluruhan cerita seperti
halnya yang diungkapkan oleh Gorys Kerap diatas, tidak hanya berdasarkan
bagian-bagian tertentu cerita. Walaupun tema sangat sulit ditentukan dengan pasti, bukanlah makna
yang disembunyikan, walau belum tentu juga dilukiskan secara eksplisit. Tema
sebagai makna pokok sebuah karya fiksi tidak (secara sengaja) disembunyikan
karena justru hal inilah yang ditawarkan kepada pembaca. Namun, tema merupakan
keseluruhan yang didukung cerita.
Sebagai sebuah
makna, pada umumnya tema tidak dilukiskan, paling tidak pelukisan secara
langsung atau khusus. Eksistensi dan atau kehadiran tema adalah terimplisit dan
merasuki keseluruhan cerita, dan inilah yang menyebabkan kecilnya kemungkinan
pelukisan secara langsung tersebut. Hal inilah yang menyebabkan tidak mudahnya
penafsiran tema. (Nurgiantoro, 1994: 69).
b. Alur/Plot
Persoalan
tersebut lantas direnungkan dan diolah sedemikian rupa oleh pengarang hingga
akhirnya dalam bentuk cerita rekaan. Dengan kemampuan imajinasinya pengarng
mencoba menciptakan dunia baru, suasanan tertentu dan sebagainya. Dunia
imajinasi tersebut lantas disusun berdasarkan urutan peristiwa.
Peristiwa-peristiwa
yang tersusun menjadi cerita tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan terjalin
dalam suatu susunan yang sambung menyambung berdasarkan hukum sebab akibat. Ini
berarti setiap peristiwa yang tertuang akan mempunyai sebab mengapa terjadi
peristiwa itu. Peristiwa itupun akan berakibat pula pada peristiwa berikutnya,
begitu seterusnya berlanjut dari peristiwa pertama ke peristiwa lainnya, hingga
kumpulan peristiwa itu menjadi cerita yang tersusun menjadi sebuah cerita dari
awal hingga akhir yang bersambung berdasarkan hukum sebab akibat itulah
kemudian disebut sebagai alur atau plot (Sugiantomas, 2013: 62).
S. Tasrif (dalam
Sugiantomas, 2013: 63) menyatakan bahwa setiap cerita biasanya diciptakan dari
lima bagian peristiwa. Urutan peristiwa-peristiwa tersebut sebagai berikut:
1.
Pengarang mulai melukiskan suatu keadaan;
2.
Peristiwa yang bersngkut paut mulai bergerak;
3.
Keadaan mulai memuncak;
4.
Peristiwa-peristiwa mencapai klimaks;
5.
Pengarang memberikan pemecahan persoalan dari semua peristiwa.
Apabila pengarang menyusun cerita berdasarkan urutan
peristiwa dari permulaan sampai akhir maka susunan tersebut dapat dikatakan
sebagai alur konvensional atau tradisional, namun apabila peristiwa dari tengah
atau dari akhir maka dikatakan alur sorot balik atau flash back.
Secara kualitatif, alur diklasifikasikan menjadi
dua:
1. Alur
Erat
Alur erat yaitu alur yang terdapat
hubungan yang kuat dari satu peristiwa ke peristiwa yang lainnya. Sehingga
pembaca harus melewati peristiwa-peristiwa tersebut secara berurutan agar
pembaca dapat memahami cerita secara utuh.
2. Alur
Longgar
Alur longgar yaitu alur yang
terdapat hubungan yang longgar antara satu peristiwa satu kepada peristiwa
lainnya. Sehingga pembaca dapat melewati beberapa peristiwa dan masih dapat
memahami maksud atau keseluruhan cerita.
Secara
kuantitatif, alur dikalsifikasikan menjadi dua:
1. Alur
Tunggal
Alur tunggal yaitu alur cerita yang
hanya mempunyai satu susunan kejadian baik dalam cerita yang mempunyai alur
konvensional atau pun sorot balik.
2. Alur
Ganda
Alur ganda yaitu alur cerita yang
mempunyai lebih dari satu peristiwa. Hal ini disebabkan karena berkembangnya
cerita karena suatu cerita dianggap penting dan menarik.
c. Tokoh
dan Perwatakan
Manusia
yang ada dalam cerita rekaan tersebut disebut sebagai tokoh, yaitu individu
rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan dalam berbagai peristiwa
Panuti Sudiman (dalam Sugiantomas, 2013: 65). Semua tokoh dalam cerkan adalah
tokoh rekaan, artinya tidak ada dalam dunia nyata. Bisa jadi akan ada kemiripan
sifat-sifat yang sama dengan seseorang dalam hidup nyata, tetapi hal itu
dimaksudkan agar tokoh tersebut dapat diterima dan dikenal pembacanya. Lebih
lanjut Jones (dalam Nurgiantoro, 2010: 165), penokohan adalah pelukisan
gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
Menurut
Stanton (dalam Nurgiantoro 2010: 165) penggunaan istilah “karakter” (character)
sendiri dalam berbagai literatur bahasa Inggris menyaran pada dua pengertian
yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai
sikap, ketertarikan, keinginan, emosi dan prinsif moral yang dimiliki
tokoh-tokoh tersebut. Dengan demikian character
dapat berarti ‘pelaku cerita’ dan dapat pula berarti ‘perwatakan’. Antara
seorang tokoh dengan perwatakan yang dimilikinya memang merupakan suatu
kepaduan yang utuh. Adapun beberapa jenis tokoh yang mungkin terdapat dalam
sebuah cerkan yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan;
1. Tokoh
Sentral
Tokoh sentral adalah tokoh yang
hampir dalam keseluruhan cerita menjelajahi persoalan. Mereka menjadi manusia
yang konfliknya menonjol, tokoh sentral ini terbagi pada tokoh utama atau
protagonis dan tokoh penentang utama atau antagonis.
a. Tokoh
Utama atau Protagonis.
Adalah tokoh yang memegang peran
yang menjadi pusat cerita, tempat bertumpunya plot, dan tema cerita.
b. Tokoh
Penentang atau Antagonis
Adalah tokoh yang menjadi lawan
tokoh utama. Sebagai penentang kehadiran tokoh ini akan menjelaskan konflik
yang ada pada tokoh utama.
2. Tokoh
bawahan
Tokoh bawahan adalah
tokoh yang tidak sentral dan kedudukannya dalam cerita, tetapi kehadirannya
dangat diperlukan untuk menunjang atau mendukung tokoh utama. Ada tiga cara
pengarang dalam melukiskan watak tokoh;
a. Cara
Langsung atau Analitik
Dengan cara langsung pengarang
tanpa rasa ragu menggambarkan watak tokohnya kepada pembaca.
b. Cara
tak Langsung atau Dramatik
Dengan cara tak langsung pengarang
menggambarkan lewat fisik tokoh, dengan menggambarkan tempat atau
lingkungannya, dengan menggambarkan perbuatan dan tingkah lakunya, dengan
menggambarkan pikiran-pikiran tokoh, dan dengan menggambarkan melalui dialog tokoh.
c. Cara
Langsung dan tak Langsung
Dengan cara ini pengarang ingin
menjelaskan watak tokhnya sejelas-jelasnya, sehingga pengarang menggambarkan
tokoh dengan menggunakan kedua cara secara sekaligus.
d. Latar
atau Setting
Latar atau
setting adalah segala keterangan mengenai waktu, tempat, suasana dan lingkungan
sosial yang terdapat dalam cerita. Latar berguna untuk memperkuat tema, plot,
watak tokoh dan membangun suasana cerita. Dengan begitu akan memeberikan
kemudahan bagi pembaca dalam memahami cerita.
Latar
tempat adalah gambaran ‘dimana’ seluruh cerita dalam cerita itu terjadi. Latar
waktu adalah gambaran ‘kapan’ peristiwa dalam cerita itu terjadi. Latar suasana
adalah gambaran bagaimana suasana seluruh peristiwa dalam cerita itu terjadi.
Latar sosial adalah gamabaran lingkungan sosial apa saja yang ada dalam cerita
e. Gaya
Gaya
yang dimaksudkan yaitu gaya pengarang dalam membawakan ceritanya. Gaya ini
berupa cara-cara khas dari pengarang dalam menyusun bahasa, menggambarkan tema,
menyusun plot, menggambarkan karakter dan watak, menentukan setting dan
memberikan amanat. Cara-cara khas antara pengarang satu dengan yang lain akan
berbeda.
Gaya
pun memiliki kaitan dengan gaya bahasa yang
pakai dalam membawakan ceritanya ketika pengarang menyuguhkan alur ataupun
tokoh dan unsur-unsur lain yang termuat dalam ceritanya.
f.
Titik Pengisahan atau Juru Cerita
Titik
pengisahan disebut juga sudut pandang atau point
of view adalah kedudukan pengarang dalam bercerita. Lebih lanjut Gorys
Keraf (1994: 86) menjelaskan bahwa sudut pandang adalah tempat darimana seorang
pengarang melihat sesuatu. Sudut pandang tidak diartikan sebagai penglihatan
atas sesuatu barang dari atas atau dari bawah, tetapi bagaimana kita melihat
barang itu dengan mengambil suatu posisi tertentu.
Secara
garis besar titik pengisahan atau juru cerita terdiri dari titik pengisahan pengarang
sebagai pengamat dan titik pengisahan pengarang sebagai tokoh.
1. Titik
Pengisahan Sebagai Pengamat
Titik pengisahan
sebagai pengamat biasanya ber “Ia” kepada tokoh-tokoh yang ada dalam cerita,
atau menyebut nama tokoh masing-masing. Titik pengisahan pengarang sebagai pengamat
ini dibagi menjadi tiga:
a. Titik
Pengisahan Maha Tahu
Pengarang mampu menceritakan
segala hal yang terdapat dalam cerita, baik tingkah laku, apa yang dikerjakan,
bahkan perasaan yang ada dalam diri tokoh ciptaannya.
b. Titik
Pengisahan Objektif
Pengarang mampu menceritakan
sesuatu yang nampak saja, artinya tidak sampai kepada hal yang abstrak seperti
suasana hati tokohnya.
c. Titik
Pengisahan Sebagai Peninjau
Pengarang memilih salah
satu tokoh dan menjelaskan secara detail tentang tindakannya dan perasaanya.
2. Titik
Pengisahan Sebagai Tokoh
Titik pengisahan
sebagai tokoh pengarang menempatkan dirinya sebagai “aku” dalam rekaan yang
dibuatnya. Seolah-olah dia berada langsung dalam cerita dan mengalami seluruh
peristiwa yang ada. Pengarang bisa bertindak sebagai tokoh protagonis atau
tokoh bawahan. Titik pengisahan sebagai tokoh dibagi menjadi dua:
a. Titik
Pengisahan Sebagai Tokoh Protagonis
Pengarang bertindak
sebagai tokoh autama atau protagonis. Dia ber ‘aku’ dan menceritakan dirinya
sendiri
b. Titik Pengisahan Tokoh Bawahan
Pengarang bertindak
sebagai tokoh bawahan. Dia ber ‘aku’, dan menceritakan tokoh lain, yaitu tokoh
protagonis.
g. Amanat
Amanat
yaitu pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat dalam
cerkan dapat dilihat dari keseluruhan cerita artinya ada dalam cara-cara
pengarang melontarkan konflik bagi tokoh-tokohnya, mengembangkannya dan
menyelasaikannya. Dari sana pembaca dapat mengetahui bagaimana sikap hidup
pengarang dalam menjalani hidup ini.
Amanat
dapat pula dilihat dari kalimat-kalimat yang langsung oleh pengarang baik
berupa narasi, deskripsi, atau dialog tokoh. Amanat semacam ini biasanya selalu
berkaitan dengan tema yang tersebar didalam setiap peristiwa.
Berbobot
atau tidaknya amanat yang ada dalam cerita tergantung pada mutu cerita, artinya
sangat terikat pada proses pencarian ide, perenungan yang dalam tentang hidup,
tanggapan-tanggapan terhadap persoalan manusia, sikap emosional, dan
intelektual dalam melihat lingkungan dan sebagainya.
BAB
III
ANALISIS
UNSUR INTRINSIK NOVEL
(Cinta di Atas Awan Karya Glenn
Alexei)
3.1.
Sekilas Tentang Pengarang
Glenn Alexei, mengaku
mulai menulis cerita pendek dan puisi sejak berusia 14 tahun. Pria yang pernah
mengenyam pendidikan di luar negeri ini memiliki hobi traveling, dengan begitu ia akan mendapatkan pengalaman baru dan
inspirasi untuk menulis novel. Cinta di Atas Awan adalah novel pertama dari
pria yang menyukai musik klasik ini.
(Sumber, dikutip dari coper novel
tentang profil penulis).
3.2.
Sinopsis Novel Cinta di Atas Awan Karya Glenn Alexei
Karina adalah seorang
pramugari yang bekerja disebuah perusahaan maskapai penerbangan nomor satu
Singapura dan Jimmy adalah seorang staf IT sebuah perusahaan otomotif Jepang
yang ada di Indonesia. Hubungan mereka diawali ketika Jimmy dipindah tugaskan
oleh branch managernya ke Chiang Mai
selama satu tahun bahkan bisa lebih lama jika kontraknya diperpanjang. Dalam
perjalanan tersebut Jimmy sebagai salah satu penumpang pesawat bertemu dengan
Karina yang ketika itu merupakan hari pertama Karina bekerja setelah lulus
melewati berbagai tes.
Ketika dalam perjalanan
Jimmy merasa badannya kurang sehat. Sehingga ketika terlihat oleh Karina
wajahnya pucat, Karina menanyakan kondisi Jimmy untuk memastikan kalau
penumpangnya tersebut dalam keadaan baik-baik saja. Jimmy terpesona melihat
kecantikan Karina sesaat setelah karina menyapanya. Jimmy tahu bahwa kebanyakan
pramugari memang cantik dan menarik, namun pramugari yang ada dihadapannya
adalah pramugari tercantik yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Setelah
pesawat mendarat, Karina menghawatirkan kondisi Jimmy sehingga terpaksa ia
mengantarkannya ke toko obat disekitar bandara. Setelah mengantarkan Jimmy,
Karina lekas kembali dan keduanya berpisah begitu saja.
Suatu ketika Karina dan
Jimmy bertemu kembali. Pada saat itu Jimmy hendak menghadiri rapat di Bangkok,
ketika Jimmy sedang sedang duduk di ruang tunggu Jimmy melihat Karina lalu menyapanya. Kemudian
Jimmy meminta nomor ponsel Karina, sejak saat itulah hubungan mereka mulai
terjalin sampai mereka pacaran.
Bagi Karina, Jimmy
adalah seorang pacar yang baik hati, romantis dan penuh perhatian, sehingga
Karina semakin menyayangi Jimmy. Namun ketika Karina jatuh sakit, yang
membuatnya harus keluar dari pekerjaannya dan harus dirawat di pusat
rehabilitasi di Bandung. Jimmy tidak pernah memberi kabar, bahkan Jimmy tidak
pernah menemui Karina pada saat dirawat berbulan-bulan di Bandung sampai Karina
keluar dari pusat rehabilitasi tersebut.
Setelah keluar dari
pusat rehabilitasi dan dinyatakan sehat total, Karina mendatangi rumah Jimmy di
Surabaya ditemani oleh Alvin. Ketika mengetuk pintu rumah Jimmy, yang membukakan pintu adalah
seorang perempuan cantik. Lalu disusul oleh Jimmy, ketika melihat Karina dengan
spontan Jimmy bertanya dengan nada tinggi. “Siapa kau?” pertanyaan Jimmy seolah
tak pernah mengenal Karina sebelumnya, hingga terjadi pertengkaran.
Akhirnya semuanya
terungkap, ternyata perempuan cantik yang membukakan pintu tadi adalah istri
Jimmy. Jimmy mengusir Karina dan Alvin untuk segera pergi meninggalkan rumahnya.
Karina merasa sangat terpukul atas peristiwa ini. Karina tidak menyangka, Jimmy
yang ia anggap sebagai seorang pacar yang romantis dan penuh perhatian tega menghianati
cintanya.
3.3.
Tema
Tema dalam novel Cinta
di Atas Awan karya Glenn Alexei adalah tentang pengkhianatan seorang pria terhadap
kekasihnya.
Sebab, dalam novel ini
diceritakan tentang kisah cinta antara Karina dan Jimmy. Karina adalah seorang
pramugari yang bekerja disebuah perusahaan maskapai penerbangan nomor satu
Singapura dan Jimmy adalah seorang staf IT sebuah perusahaan otomotif Jepang
yang ada di Indonesia.
Bagi Karina, Jimmy
adalah seorang pacar yang baik hati, romantis dan penuh perhatian, sehingga
Karina semakin menyayangi Jimmy. Namun ketika Karina jatuh sakit, yang
membuatnya harus keluar dari pekerjaannya dan harus dirawat di pusat
rehabilitasi di Bandung. Jimmy tidak pernah memberi kabar, bahkan Jimmy tidak
pernah menemui Karina pada saat dirawat berbulan-bulan di Bandung sampai Karina
keluar dari pusat rehabilitasi tersebut.
Setelah keluar dari
pusat rehabilitasi dan dinyatakan sehat total, Karina mendatangi rumah Jimmy di
Surabaya ditemani oleh Alvin (orang yang diam-diam menyukai Karina). Ketika
mengetuk pintu rumah Jimmy, yang membukakan
pintu adalah seorang perempuan cantik. Lalu disusul oleh Jimmy, ketika melihat
Karina dengan spontan Jimmy bertanya dengan nada tinggi. “Siapa kau?”
pertanyaan Jimmy seolah tak pernah mengenal Karina sebelumnya, hingga terjadi
pertengkaran.
Akhirnya semuanya
terungkap, ternyata perempuan cantik yang membukakan pintu tadi adalah istri
Jimmy. Jimmy mengusir Karina dan Alvin untuk segera pergi meninggalkan
rumahnya. Karina merasa sangat terpukul atas peristiwa ini. Karina tidak
menyangka, Jimmy yang ia anggap sebagai seorang pacar yang romantis dan penuh
perhatian tega menghianati cintanya.
Berikut bukti kutipan
yang mendukung penjelasan mengenai tema:
1) .
. . . . . Terlalu sulit bagi Karina untuk mempercayai bahwa Jimmy sudah
menikah! Ia betul-betul merasa ditipu oleh Jimmy! Jadi inikah alasan mengapa
Jimmy tak menemuinya di Bandung? (Glenn Alexei, 2011: 256)
2)
. . . . . . . “Mengapa kau berbohong?
Mengapa kau ingkari janjimu sendiri? Tak sadarkah kau, Karina menunggumu
seperti orang gila. Setiap hari!” (Glenn Alexei, 2011: 257)
3)
“Bukankah kau pernah bilang pada Karina
bahwa kau adalah man of your words?
Tapi bagaimana kenyataannya sekarang? Kau
menghianati Karina! Kau tak ada bedanya dengan seorang penipu!” (Glenn
Alexei, 2011: 260)
4)
. . . . . . . bahkan sampai sekarang,
Jimmy yang sangat dicintainya pun tega menghianati
cintanya. (Glenn Alexei, 2011: 263).
3.4.
Alur/Plot
3.2.2.1
Susunan Alur
Susunan
alur/plot dalam Novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei adalah sebagai
berikut:
1) Pengarang mulai melukiskan keadaan
Karina adalah
anak yatim piatu yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya serta kakaknya
dalam sebuah kecelakaan maut ketika ia masih kecil. Setelah Karina ditinggal
mati oleh kedua orang tua serta kakaknya karina diurus oleh paman dan bibinya.
Menjadi seorang pramugari adalah cita-cita Karina dari dulu, ketika ia telah
menjadi pramugari disalah satu perusahaan penerbangan Interasional di
Singapura, Karina begitu senang dan selalu bersemangat dalam menjalankan
tugasnya.
Setelah Karina
menjadi seorang pramugari, ia tinggal di Singapura bersama Sandra temannya
sesama pramugari disebuah apartemen. Dari kecil hingga dewasa Karina begitu
menyukai langit dan langit jugalah yang telah mempertemukan Karina dengan
seorang pemuda tampan bernama Jimmy, salah seorang penumpang pesawat ketika
Karina bertugas.
2) Peristiwa
yang bersangkutan paut mulai bergerak
Jimmy adalah
seorang staf IT sebuah perusahaan otomotif Jepang yang ada di Indonesia. Pada
waktu itu, Karina ingin menolong Jimmy yang sedang sakit. Setelah Karina
menolong Jimmy keduanya berpisah begitu saja, akan tetapi takdir mempertemukan
keduanya kembali. Pada pertemuan pertama, Jimmy sudah mulai mempunyai perasaan
terhadap Karina, begitupun sebaliknya Karina. Akan tetapi keduanya tidak menghiraukan
perasaan tersebut. Pada saat pertemuan yang kedua kalinya yang tanpa
direncanakan Jimmy tidak menyia-nyiakan kesempatan, Jimmy meminta nomor HP
Karina agar tetap bisa berkomunikasi meskipun tidak secara langsung.
Setelah beberapa
lama berhubungan lewat telepon dan SMS keduanya jadi sering bertemu. Suatu hari
Jimmy mencoba mengungkapkan perasaan cintanya terhadap Karina, tanpa basa basi
Karina langsung menerima cintanya Jimmy karena memang dari awal bertemu pun
sebenarnya Karina mempunyai perasaan yang sama terhadap Jimmy meskipun tak
sebesar ketika sudah mengenal Jimmy. Maka sejak saat itu resmilah hubungan
mereka.
Karina sangat
mencintai Jimmy karena Jimmy begitu perhatian terhadapnya, tidak seperti mantan
pacar karina dulu yang selalu cuek hingga mengakibatkan karina merasa tidak
nyaman dan memilih putus. Awalnya hubungan Karina dengan Jimmy berjalan begitu
mulus, ibarat air yang mengalir dari hulu ke hilir. Akan tetapi seiring
berjalannya waktu, hubungan mereka mulai diterjang berbagai permasalahan, sampai
suatu ketika Karina jatuh sakit.
3) Keadaan
mulai memuncak
Baru beberapa bulan menjalani hubungan dengan Jimmy,
Karina jatuh sakit. Awalnya nyeri punggung biasa, tetapi lama kelamaan rasa
nyeri dipunggungnya semakin sering terasa. Akhirnya Karina memutuskan untuk
memeriksakan kondisinya ke dokter. Karina begitu shock saat mendengar penjelasan dokter bahwa tulangnya bergeser
sehingga rahimnya semakin menyempit, solusi yang ditawarkan dokter yaitu Karina
harus menjalani operasi dengan biaya sekitar dua ratus juta.
Sadar bahwa tidak mungikin dirinya menjalani operasi
secepatnya karena biaya yang harus dikeluarkan begitu besar, sehingga Karina
hanya mengkonsumsi obat pereda nyeri dari rumah sakit sebagai obat alternatif.
Saat Karina menceritakan kepada Jimmy, jimmy senmakin perhatian terhadap
Karina, tetapi karena jarak antara keduanya sangat jauh Jimmy yang bekerja di
Tokyo sementara Karina di Singapura sehingga membuat mereka jarang bertemu
hanya mengandalkan jadwal kerja Karina jika kebetulan terbang ke Tokyountuk
bisa bertemu. Walaupun jarang bertemu Jimmy, Karina tidak pernah merasa
kesepian karena di Singapura ada Alvin kakak tingkatnya ketika kuliah dulu yang
selalu menemani Karina bahkan mendengarkan curhat Karina.
Semakin lama rasa nyeri yang dirasakan Karina
semakin sering sehingga membuatnya sering mengkonsumsi obat pereda nyeri dari
dokter. Tapi sayang stoknya di rumah sakit habis, kemudian Karina membeli obat
di apotek atas rekomendasi dari dokter namun sayang obat tersebut memang langka
tidak semua menjual obat tersebut sehingga Karina sulit untuk mendapatkannya.
Suatu hari ketika Karina sedang menanyakan obat pereda nyeri disebuah apotek
Karina bertemu denan seorang perempuan bernama Tina, ia menawarkan obat pereda
nyeri yang disebutnya Lady M dengan harga terjangkau. Bahkan Tina menggratiskan
obat tersebut dengan alasan promo kepada pelanggan baru. Awalnya karina ragu
untuk membeli Lady M untuk mengkonsumsi, namun karena obat alternatif
rekomendasi dari dokter sangat sulit untuk mendapatkannya sehingga karina
membeli obat tersebut. Setelah ia mengkonsumsi Lady M, rasa nyerinya cepat
hlang dan tidak terlalu sering terasa. Tetapi sayangnya Karina tidak menyadari
kalau obat yang dikonsumsinya ternyata obat terlarang (Narkotika). Karina baru tau kalau obat tersebut adalah
obat terlarang setelah dikasih tau oleh Yani adik sepupu Karina yang berstatus
sebagai mahasiswa jurusan farmasi, namun semua itu sudah terlambat sebab Karina
sudah menjadi pecandu narkotika. Kemudian perusahaannya memecat Karina karena
mengetahui hal tersebut.
Setelah Karina dipecat dari pekerjaannya, Karina
dibawa ke pusat rehabilitasi pencandu narkoba di Bandung oleh paman dan bibinya
yang kebetulan sedang berlibur ke Singapura. Selama masa rehabilitasi, Alvin
selalu menjenguk Karina minimal sebulan sekali bahkan setiap hari Alvin selalu
menelepon pihak rehabilitasi untuk memantau perkembangan Karina. Sementara
Jimmy selaku pacar Karina tidak pernah menjenguk Karina, seolah sudah tidak
peduli lagi terhadap pacarnya. Sampai akhirnya Karina sembuh pun Jimmy tidak
pernah menghubungi Karina.
4) Pristiwa
mulai klimaks
Seterlah Karina dinyatakan terbebas dari narkotika
dan diperbolehkan keluar dari pusat rehabilitasi, Karina ingin sekali menemui
Jimmy. Suatu hari Karina mendatangi rumah Jimmy di Surabaya ditemani oleh
Alvin. Ketika mengetuk pintu rumah
Jimmy, yang membukakan pintu adalah seorang perempuan cantik. Lalu disusul oleh
Jimmy. Ketika melihat Karina dengan spontan Jimmy bertanya dengan nada tinggi.
“Siapa kau?” pertanyaan Jimmy seolah tak pernah mengenal Karina sebelumnya,
hingga terjadilah pertengkaran antara Jimmy dan Alvin sementara Karina shock lalu menangis ketika melihat sikap
Jimmy yang kasar dengan kata-kata yang mengiris perasaannya.
Ternyata perempuan cantik yang membukakan pintu tadi
adalah istri Jimmy. Awalnya istri Jimmy tidak percaya kalau Karina adalah
kekasih Jimmy, bahkan dia marah ketika Jimmy disebut-sebut sebagai penipu.
Namun setelah Alvin memperlihatkan bukti berupa foto mesra Jimmy dan Karina di
Tokyo, Istri jimmy pun percaya kalau Jimmy memang pacar Karina. Kemudian Jimmy
mengusir Karina dan Alvin untuk segera pergi meninggalkan rumahnya. Karina
merasa sangat terpukul atas peristiwa ini. Karina tidak menyangka, Jimmy yang
ia anggap sebagai seorang pacar yang romantis dan penuh perhatian tega
menghianati cintanya. Sesaat kemudian Karina dan Alvin bergegas meninggalkan
rumah Jimmy dengan membawa luka yang amat dalam.
5) Pengarang memberikan pemecahan masalah
Setelah Karina dan Alvin pergi meninggalkan rumah
Jimmy, Karina dan Alvin memilih menginap beberapa hari disebuah hotel yang
berada di kota Surabaya. Melihat Karina yang sedang tidur di kamar hotel, Alvin
merasa sangat iba terhadap peristiwa yang dialami oleh Karina. Alvin berbicara
dalam hati, selama ini Karina banyak ditimpa masalah serius dalam kehidupannya.
Bermula dari tragedi guci yang mengakibatkan gangguan pada tulang punggungnya,
keterlibatan Tina dalam kasus Narkotika yang mengakibatkan Karina harus
menjalani terapi dan rehabilitasi, bahkan sampai sekarang, Jimmy orang yang
sangat Karina cintai tega menghianati cintanya.
Setelah menginap tiga hari di hotel, kemudian Alvin
mengajak Karina ke Surabaya untuk menjalani operasi tulang punggung Karina.
Karina sangat terharu mendengar ajakkan Alvin, karina merasa dirinya banyak
merepotkan Alvin. Sesaat setelah pesawat lepas landas, Alvin mencoba memejamkan
matanya agar bisa tertidur dalam perjalanan. Karina yang duduk disebelahnya
diam-dim memperhatikan Alvin yang sedang tertidur. Selama ini Alvin banyak
berkorban untuk Karina, Alvin juga sangat perhatian terhadap Karina. Karina
berjanji dalam hati untuk melupakan jimmy dan akan membuka hatinya untuk
laki-laki lain, kemudian Karina menyandarkan kepalanya di pundak Alvin.
Setelah menjalani operasi tulang di Surabaya, Karina
dinyatakan sembuh total ia tidak pernah merasakan nyeri seperti dulu lagi.
Kemudian Karina memutuskan untuk pulang ke Jakarta dan berencana membuka sebuah
butik di sana. Ketika diperjalanan pulang menuju Jakarta, ada seorang pramugari
menawarkan minum kepada Karina tetapi Karina menolak tanpa memandang wajah
pramugari tersebut sebab matanya sedang fokus membaca sebuah majalah fashion.
Sesaat kemudian Karina merasa tidak asing dengan suara yang baru ia dengar,
lalu karina menatap wajah pramugari tersebut dan betapa terkejutnya ternyata
dia adalah Sandra teman dekat Karina ketika karina bekerja sebagai pramugari.
Tak lama kemudian, Sandra memberikan sebuah kotak
kecil berwarna merah kepada Karina. Karina penasaran dengan kotak kecil itu,
dengan ragu Karina membukanya dan ternyata isinya adalah cincin permata yang
sangat indah. Tak lama kemudian Alvin menghampiri Sandra yang sedang berhadapan
dengan Karina sambil berkata, “ya, cincin itu untukmu Karina”. Tanpa menunggu
persetujuan Karina, Alvin mengambil cincin itu dan memakaikannya ke jari manis
Karina. Kemudian Alvin mengungkapkan perasaan cintanya yang selama ini
terpendam, lalu senyuman manis tersungging di bibir Karina. Karina menjawab
“ya, aku juga mencintaimu” sambil malu-malu. Lalu Alvin memeluk tubuh Karina
dan mencium kening Karina dengan sangat lembut.
Jadi, berdasarkan uraian di atas,
susunan alur/plot novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei dapat dikatakan
sebagai plot konvensional. Sebab peristiwanya berurutasn secara sistematis dari
mulai pengarang mulai melukiskan keadaan sampai pengarang memberikan pemecahan
masalah.
3.2.2.2
Ketegangan
Ketegangan
atau suspence yang nampak dalam peristiwa-peristiwa cerita novel Cinta di Atas
Awan karya Glenn Alexei.
1) Ketegangan
tersebut muncul ketika Karina betemu dengan Alvin kakak tingkatnya ketika
kuliah disebuah kafe terkenal di Singapura. Ketegangan itu muncul pada saat
Karina berpamitan pada Alvin, saat Karina hendak berdiri dari tempat duduknya,
tiba-tiba ia merasakan nyeri yang amat hebat di punggungnya hingga akhirnya
Karina tak sadarkan diri dan dibawa ke Mount
Elizabeth Hospital oleh Alvin;
2) Ketegangan
selanjutnya muncul ketika Karina mulai menceritakan kisah keluarganya kepada
Jimmy, Karina menceritakan bahwa dia adalah seorang anak yatim piatu sebab
kedua orang tua serta kakaknya meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan tragis
yang merenggut nyawa;
3) Ketegangan
selanjutnya ketika Karina memeriksakan sakit di punggungnya yang semakin sering
kambuh di National University Hospital
Singapura. Setelah Karina menyerahkan foto hasil rontegen kepada Profesor Li, kemudian dokter tersebut menjelaskan
menyakit yang diderita Karina sehingga Karina disarankan untuk segera dioperasi
dengan biaya dua ratus juta;
4) Ketegangan
selanjutnya ketika sakit di punggung Karina kambuh sementara obat pereda nyeri
dari Profrsor Li stok di rumah sakit sudah habis, terpaksa Karina mencoba
membeli ke apotek namun sayang obat tersebut sangat langka. Kemudian ada
seorang perempuan bernama Tina menawarkan obat pereda nyeri yang lebih ampuh
kepada Karina, obat tersebut ia beri nama Lady M. Tina memberikan obat tersebut
kepada Karina secara gratis dengan alasan promosi. Obat tersebut dikemas dalam
botol kecil yang isinya berupa cairan encer berwarna merah, cara pemakaiannya
dengan menggunakan jarum suntik. Selain itu ada juga yang bentuknya tablet.
Meskipun sempat merasa curiga, namun pada akhirnya Lady M dikonsumsi oleh
Karina;
5) Ketegangan
selanjutnya ketika Karina menceritakan keadaan keluarganya kepada Alvin
sekaligus menceritakan mengenai kendala Karina untuk melakukan operasi di
punggungnya. Karina bermaksud meminjam uang kepada Alvin untuk biaya operasi,
sebab Alvin merupakan anak orang kaya. Sebagai gantinya, Karina rela bekerja di
perusahaan milik Alvin tanpa digaji dan tentunya Karina akan melepas karirnya
sebagai seorang pramugari;
6) Ketegangan
selanjutnya ketika keluarga paman Karina berlibur ke Singapura, ketegangan
muncul pada saat Karina mengajak makan keluarga pamannya di sebuah restoran yang
menyediakan makanan khas Asia. Setelah makan Karina mengeluarkan Lady M dan
menaruhnya di atas meja untuk diminum. Salah satu anak paman Karina yang
bernama Yani langsung mengintrogasi Karina ketika melihat Lady M, lalu ia
mengatakan bahwa obat tersebut merupakan obat terlarang atau morfin. Yani
merupakan seorang mahasiswa jurusan farmasi, tentu ia tau berbagai jenis obat.
Namun Karina tidak terima ketika Yani mengatakan Lady M adalah obat terlarang,
Karina merasa dituduh oleh Yani sebagai pecandu Narkotika. Semua mata tertuju
pada Karina dan Yani yang sedang adu mulut, sehingga suasana menjadi sangat tegang;
7)
Ketegangan selanjutnya ketika Jimmy
membaca deadline disebuah surat kabar
yang isinya tentang pemecatan seorang pramugari berinisial KS di sebuah maskapai
penerbangan nasional Singapura, Jimmy langsung terkejut ketika membaca inisial
tersebut sebab KS merupakan inisial dari Karina Setiawati. Namun dalam artikel
tersebut tidak mencantumkan secara jelas nama maskapai penerbangan yang
dimaksud;
8) Selanjtnya
adalah ketegangan yang paling terasa ketika Karina mendatangi rumah Jimmy di
Surabaya, saat mengetuk pintu rumah Jimmy dan yang membukakan pintu adalah
seorang perempuan berwajah cantik lalu disusul Jimmy. Awalnya Karina sangat
senang sebab orang yang selama ini ia rindukan bisa bertemu kembali, namun
ketika Karina mendekati Jimmy bukannya mendekat pada Karina, jimmy malah mundur
selangkah menjauhinya. Sikap yang ditunjukkan oleh Jimmy menggambarkan kalau ia
tak mengenal Karina, melihat hal itu Alvin langsung emosi hingga suasana
menjadi sangat tegang.
3.2.2.3
Padahan
Padahan
yang nampak dalam peristiwa-peristiwa cerita novel Cinta di Atas Awan karya
Glenn Alexei.
1. Padahan
yang muncul dalam benak saya pada saat Jimmy mengungkapkan perasaan cintanya
terhadap Karina, awalnya saya pikir Jimmy tidak akan secepat itu mengungkapkan
perasaannya terhadap Karina tapi ternyata tidak. Jimmy mengungkapkan perasaaan
cintanya terhadap Karina meski baru kenal beberapa minggu. Selang beberapa hari
kemudian Karina pun menerima cintanya Jimmy. Padahan saya pun salah lagi, sebab
saya pikir Karina tidak akan secepat itu menerima cinta seorang laki-laki yang
baru ia kenal, namun kenyataannya Karina menerima Jimmy sebagai kekasihnya;
2. Padahan
selanjutnya yang muncul dibenak saya ketika Karina diajak oleh Alvin untuk
menghadiri pesta temannya, awalnya saya pikir Karina akan menolak ajakan Alvin
sebab Karina sudah resmi menjadi pacar Jimmy namun padahan saya salah sebab
pada kenyataanya Karina mau menerima ajakan Jimmy;
3. Padahan
selanjutnya yang muncul ketika Karina akan meminjam uang kepada Alvin senilai
dua ratus juta, awalnya saya kira Alvin tidak akan memberi pinjam mengingat
Karina hanya sebatas teman dekat dan statusnya sudah menjadi kekasih Jimmy.
Namun padahan saya salah sebab pada peristiwa selanjutnya ternyata Alvin
bersedia meminjamkan uang tersebut kepada Karina;
4. Padahan
selanjutnya yang muncul ketika Jimmy mengajak Karina pulang ke Indonesia untuk
merayakan libuan natal bersama keluarga Jimmy di Surabaya, sekaligus Jimmy akan
mengenalkan Karina kepada ibunya. Awalnya saya pikir Karina akan menerima
ajakan Jimmy mengingat Karina juga mendapat jatah libur. Namun padahan saya
salah, sebab Karina menolak ajakan Jimmy dan ia lebih memilih masuk kerja agar
mendapat bonus intensif sebesar tiga kali lipat dari gaji yang ia terima setiap
bulannya;
5. Padahan
selanjutnya yang muncul di benak saya ketika Karina akan dibawa ke pusat
rehabilitasi pecandu Narkotika di Bandung, awalnya saya pikir Jimmy akan ikut
mengantar Karina bersama paman dan bibi Karina sebab Jimmy merupakan pacar
Karina. Namun padahan saya salah, karena pada kenyataanya Jimmy hanya mengantar
sampai bandara dan ia lebih memilih menemui orang tuanya dulu di Surabaya
dibanding mengantar Karina ke Bandung.
6. Padahan
selanjutnya yang muncul dibenak saya ketika Jimmy berjanji pada Karina akan
menengoknya ketika ia sudah berada di pusat rehabilitasi, awalnya saya pikir
Jimmy akan datang menengok Karina. Namun padahan saya salah, sebab pada
peristiwa selanjutnya diceritakan Jimmy tak kunjung datang menemui Karina
sampai Karina dinyatakan sembuh. Malah sebaliknya, yang sering menengok Karina
dan selalu memberikan perhatian adalah Alvin;
7. Padahan
selanjutnya yang mucul di benak saya ketika Jimmy tidak pernah menengok Karina
selama proses penyembuhan di pusat rehabilitasi, awalnya saya pikir Karina akan
melupakan Jimmy. Namun padahan saya salah, sebab pada peristiwa selanjutnya
diceritakan kalau Karina masih tetap mencintai Jimmy bahkan setelah ia keluar
dari pusat rehabilitasi Karina malah ingin menemui Jimmy di Surabaya;
8. Padahan
selanjutnya yang muncul dibenak saya ketika Karina datang menemui Jimmy di
Surabaya, awalnya saya pikir Karina akan disambut hangat oleh Jimmy dengan
perasaan haru. Namun lagi-lagi padahan saya salah, sebab pada kenyataanya Jimmy
malah bersikap kasar terhadap Karina dan bicaranya menunjukkan seperti orang
yang tidak pernah mengenal Karina.
3.2.2.4 Ganbaran susunan Alur/Plot
secara kualitatif
Secara kualitatif susunan alur/plot
novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei adalah alur atau plot erat. Sebab,
meskipun novel Cinta di Atas Awan tergolong jenis novel pop tetapi hubungan
antara satu peristiwa ke peristiwa lain mempunyai hubungan yang sangat erat,
sehingga pembaca harus membaca halaman perhalaman untuk bisa mendapatkan cerita
yang utuh dari novel tersebut. Apabila pembaca membuang atau melompati salah
satu peristiwa dalam novel tersebut maka pembaca akan merasa bingung ketika
membaca peristiwa selanjutnya sebab cerita yang didapat tidak utuh dan tentunya
pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca tidak akan tersampaikan
dengan baik.
3.2.2.5 Gambaran susunan Alur/Plot
secara kuantitatif
Secara
kualitatif susunan alur/plot novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei adalah
alur atau plot tunggal. Sebab, cerita dalam novel Cinta di Atas Awan
peristiwanya tersusun secara konvensional. Dari mulai pengarang mulai
melukiskan keadaan, peristiwa yang bersangkutan paut mulai bergerak, keadaan
mulai memuncak, pristiwa mulai klimaks, sampai pengarang memberikan pemecahan
masalah. Peristiwa-peristiwa tersebut disusun secara utuh dan padu.
3.5.
Tokoh dan Perwatakan
3.2.3.1
Tokoh-tokoh cerita yang mendukung terjadinya cerita novel Cinta di Atas Awan
karya Glenn Alexei yaitu:
1) Karina
sebagai tokoh utama karena memegang peran yang menjadi pusat cerita;
2) Jimmy sebagai tokoh utama karena memegang
peran yang menjadi pusat cerita;
3) Alvin
sebagai tokoh utama karena intensitas keterlibatannya sangat tinggi dalam
peristiwa-peristiwa yang membangun cerita;
4) Sandra
sebagai tokoh bawahan karena
kedudukannya dalam cerita tidak terlalu sentral, tetapi kehadirannya sangat
diperlukan untuk menunjang dan mendukung tokoh utama;
5) Eric sebagai tokoh bawahan karena kedudukannya dalam cerita tidak terlalu sentral,
tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang dan mendukung tokoh utama;
6) Tina sebagai tokoh bawahan karena kedudukannya dalam cerita tidak terlalu sentral,
tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang dan mendukung tokoh utama;
7) Johan sebagai tokoh bawahan karena kedudukannya dalam cerita tidak terlalu sentral,
tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang dan mendukung tokoh utama;
8) Frida sebagai tokoh bawahan karena kedudukannya dalam cerita tidak terlalu sentral,
tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang dan mendukung tokoh utama;
9) Yani sebagai tokoh bawahan karena kedudukannya dalam cerita tidak terlalu sentral,
tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang dan mendukung tokoh utama;
10) Edwin sebagai tokoh bawahan karena kedudukannya dalam cerita tidak terlalu sentral,
tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang dan mendukung tokoh utama;
11) Liana sebagai tokoh bawahan karena kedudukannya dalam cerita tidak terlalu sentral,
tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang dan mendukung tokoh utama;
12) Rika sebagai tokoh bawahan karena kedudukannya dalam cerita tidak terlalu sentral,
tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang dan mendukung tokoh utama;
3.2.3.2 Penggambaran watak tokoh-tokoh yang
mendukung cerita
novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei.
v
Tokoh Karina Setiawati
Tokoh Karina mempunyai karakter seorang
yang baik hati,
ramah, setia pada
pasangan, tidak materialistis, perhatian, pekerja keras, tidak mudah percaya
terhadap perubahan sikap pasangan, penyabar, pengertian, selalu berhati-hati dalam
berbicara, bertanggung jawab dan tertutup terhadap masalah pribadinya, seperti halnya yang digambarkan dalam setiap peristiwa
dalam novel Cinta di Atas Awan.
Hal tersebut diatas digambarkan oleh pengarang sebagai
berikut:
1)
Cara
Tidak Langsung atau Dramatik
a.
Dengan menggambarkan fisik tokoh
1.
Wajah orientalnya selalu tampak segar
dan senyumnya yang ramah. (Glenn Alexei, 2011: 4)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter seorang wanita yang ramah.
2. Ia
tampak cantik ......... (Glenn Alexei, 2011: 4)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter serang yang baik hati.
3. Sambil
tersenyum ramah terhadapnya, dengan lesung pipi di kedua pipinya. Alis mata
indah melengkung membingkai wajanya yang oriental. (Glenn Alexei, 2011: 9)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter seorang wanita yang ramah.
4. Wajah
cantik Karina segera memenuhi pelupuk matanya. (Glenn Alexei, 2011: 23)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter seorang wanita yang baik hati.
b.
Dengan
menggambarkan jalan pikiran tokoh
1.
Baru kali ini ia mempunyai rasa khawatir
yang sedemikian besar pada seorang yang baru saja dikenalnya. (Glenn Alexei,
2011: 14)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter seorang yang baik hati.
2.
. . . tak akan lagi jatuh cinta pada pria lain,
meskipun pria itu lebih kaya dan lebih menarik daripada Jimmy. (Glenn Alexei,
2011: 85)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter seorang yang setia pada kekasih dan
tidak materialistis.
3.
Karina berpikir sejenak, ia masih ragu
akan mencoba obat yang ditawarkan wanita itu atau tidak. (Glenn Alexei, 2011:
141)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter tidak mudah percaya terhadap orang yang
baru dikenal.
4.
Karina memutar otaknya untuk memikirkan
kalimat apa yang pantas pantas ia ucapkan ke Alvin. Ia tak ingin membuat Alvin
tersinggung. (Glenn Alexei, 2011: 158)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter seorang yang sangat berhati-hati dalam
berbicara.
5.
Walaupun Jimmy tidak pernah memberi
kabari kabar, statusnya masih kekasih Jimmy dan ia tidak ingin berpaling
darinya. (Glenn Alexei, 2011: 248)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter seorang wanita yang setia terhadap
kekasihnya.
6.
Jimmy yang dikenalnya sebagai sosok yang
lemah kembut, tulus dan perhatian mendadak berubah menjadi orang yang bengis
dan kejam bahkan tega melukai perasaan seorang wanita. (Glenn Alexei, 2011:
261)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter yang tidak mudah percaya dengan
perubahan karakter seseorang dengan waktu yang relatif singkat.
c.
Dengan
menggambarkan tempat atau lingkungan tokoh
Ia bekerja di negeri tetangga,
disebuah perusahaan yang cukup bonafit pula. (Glenn Alexei, 2011: 5)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter seorang
wanita yang cerdas sehingga dia bisa bekerja di luar negeri.
d.
Dengan
menggambarkan perbuatan atau tingkah laku atau reaksi tokoh terhadap suatu
peristiwa
1.
Karina selalu menjaga penampilannya,
merawat tubuhnya agar tetap sehat, dan berusaha keras untuk menguasai bahasa
inggris sejak kecil. (Glenn Alexei, 2011: 5)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter seorang yang selalu menjaga penampilan
dan mau bekerja keras.
2.
“Are you okey, Sir?” tanya seorang
pramugari sambil terseyum ramah ... (Glenn Alexei, 2011: 9)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter yang perhatian dan selalu ramah.
3.
Panggil saja saya kalau Anda butuh
sesuatu. (Glenn Alexei, 2011: 10)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter yang peduli terhadap sesama.
4.
Sandra, maaf, Aku akan mengantarkan
Bapak ini ke toko obat di Bandara. (Glenn Alexei, 2011: 12)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter yang peduli terhadap kesehatan
penumpang pesawat.
5.
“Biar saya saja,” ujar Karina seraya
berjalan mengambil paspor bersampul hijau yang tergeletak di lantai. (Glenn
Alexei, 2011: 13)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter seorang yang pengertian.
6.
“. . . biar saya menelponnya untuk
Anda,” lanjutnya menawarkan bantuan. (Glenn Alexei, 2011: 14)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter seorang yang pengertian.
7.
Aku pamit duluan. (Glenn Alexei, 2011:
91)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter yang ramah.
8.
“Setelah operasi, aku bersedia melepas
karirku sebagai pramugari dan bekerja padamu. Tak dibayar pun aku rela, asal
aku bisa membayar utangku.” (Glenn Alexei, 2011: 162)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter seorang yang bertanggung jawab terhadap
apa yang telah ia lakukan.
9.
. . . Karina lebih memilih untuk
bekerja, . . . (Glenn Alexei, 2011: 184)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Karina mempunyai karakter seorang pekerja keras.
e.
Dengan menggambarkan dialog para tokoh
Dialog tokoh lain yaitu Alvin
dengan tokoh lain yaitu Jimmy yang menceritakan tokoh karina
“Ya, tetapi memang begitulah karakter
Karina ia agak tertutup terhadap masalah pribadinya.” (Glenn Alexei, 2011: 224)
Dari bukti kutipan
dialog tokoh lain diatas, tokoh Karina mempunyai karakter seorang yang tertutup
terhadap masalah pribadi.
v
Tokoh Jimmy
Budiono
Tokoh Jimmy
mempunyai karakter seorang pekerja keras, cerdas, mudah khawatir, sederhana, romantis,
pencemburu, mencintai kebersihan, perhatian dan suka berbohong, seperti halnya yang digambarkan dalam setiap peristiwa
dalam novel Cinta di Atas Awan.
Hal tersebut diatas digambarkan oleh pengarang sebagai
berikut:
1)
Cara
Langsung atau Analitik
a.
Jimmy dikenal sebagai pekerja keras.
(Glenn Alexei, 2011: 7)
b.
Jimmy, pria dengan kacamata berframe
hitam yang membingkai wajahnya, menunjukkan bahwa ia seorang pria yang cerdas.
(Glenn Alexei, 2011: 15)
c.
Jimmy yang tipikalnya mudah khawatir
segera menelpon balik Karina untuk memastikan keadaannya. (Glenn Alexei, 2011:
72)
d.
Meskipun ia seorang pria tapi ia
mengerti banyak hal tentang wanita, terlebih fashion. (Glenn Alexei, 2011: 93)
e.
Jimmy orang yang perhatian, romantis dan
jauh lebih sederhana jika dibandingkan dengan Alvin. (Glenn Alexei, 2011:, 101)
f.
Meskipun perhatian dan romantis, Jimmy
termasuk orang yang pencemburu . . . (Glenn Alexei, 2011: 103)
g.
. . . meskipun Jimmy pria, namun ia
mencintai kebersihan. (Glenn Alexei, 2011: 123)
2)
Cara
Tidak Langsung atau Dramatik
a.
Dengan
menggambarkan jalan pikiran tokoh
1.
Jimmy tahu bahwa kebanyakan pramugari
memang cantik dan menarik, namun pramugari yang ada dihadapannya ini adalah
pramugari tercantik yang ia pernah lihat. (Glenn Alexei, 2011: 10)
Dari bukti kutipan diatas, tokoh
Jimmy mempunyai karakter seorang tidak mudah tergoda dengan kecantikan seorang
perempuan.
2.
Jimmy percaya Tuhan yang mengatur
pertemuan mereka. (Glenn Alexei, 2011: 24)
Dari bukti kutipan diatas, tokoh
Jimmy mempunyai karakter seorang yang percaya terhadap takdir Tuhan.
3.
. . . ia merasa cemburu Karina pergi
bersama pria lain. (Glenn Alexei, 2011: 77)
Dari bukti kutipan diatas, tokoh
Jimmy mempunyai karakter seorang yang mudah cemburu terhadap laki-laki yang
dekat dengan pacarnya.
4.
“Aku tak peduli masa lalumu. . . .”
(Glenn Alexei, 2011: 84)
Dari bukti kutipan diatas, tokoh
Jimmy mempunyai karakter seorang yang tak pernah mempermasalahkan masa lalu
kekasihnya.
b.
Dengan
menggambarkan tempat atau lingkungan tokoh
Jimmy tinggal di apartemen yang
jauh lebih sederhana . . . (Glenn Alexei, 2011: 94)
Dari bukti kutipan diatas, tokoh
Jimmy mempunyai karakter seorang yang hidupnya sederhana.
c.
Dengan
menggambarkan perbuatan atau tingkah laku atau reaksi tokoh terhadap suatu
peristiwa
1.
Hallo Karina. Bgmn kbrmu? Di mn skrg? Have a nice working. (Glenn Alexei,
2011: 27)
Dari bukti kutipan diatas, tokoh
Jimmy mempunyai karakter seorang yang perhatian.
2.
Jangan lupa besok sebelum berangkat
berdoa dulu, agar Tuhan selalu melindungimu. (Glenn Alexei, 2011: 27)
Dari bukti kutipan diatas, tokoh
Jimmy mempunyai karakter seorang yang perhatian.
3.
Istirahat saja, supaya besok kamu fit.
(Glenn Alexei, 2011: 32)
Dari bukti kutipan diatas, tokoh
Jimmy mempunyai karakter seorang yang perhatian.
4.
Jimmy berdoa dalam hati agar Tuhan
merestui hubungan mereka berdua. (Glenn Alexei, 2011: 129)
Dari bukti kutipan diatas, tokoh
Jimmy mempunyai karakter seorang yang suka berdoa kepada Tuhan.
5.
“Jangan dengarkan mereka, Rika! Aku sama
sekali tidak mengenali mereka berdua!” (Glenn Alexei, 2011: 257)
Dari bukti kutipan diatas, tokoh
Jimmy mempunyai karakter seorang pembohong.
6.
“Rika, jangan dengarkan orang gila ini!
Dialah yang berbohong dan mencoba mengelabui kita! Foto itu pasti rekayasa!”
(Glenn Alexei, 2011: 259)
Dari bukti kutipan diatas, tokoh
Jimmy mempunyai karakter seorang yang pintar memutarbalikan fakta.
d.
Dengan
menggambarkan dialog para tokoh
Dialog tokoh lain yaitu Alvin
dengan tokoh lain yaitu Rika yang menceritakan tokoh Jimmy
“Nyonya, saya punya bukti kuat
kalau suami Anda adalah seorang penipu ulung . . .” (Glenn Alexei, 2011: 259)
Dari bukti kutipan diatas, tokoh
Jimmy mempunyai karakter seorang penipu/pembohong.
v
Tokoh Sandra
Tokoh Sandra
mempunyai karakter seorang yang hobinya berbelanja/shoping,
mudah khawatir, perhatian, dan pengertian, seperti halnya yang digambarkan dalam setiap peristiwa
dalam novel Cinta di Atas Awan.
Hal tersebut diatas digambarkan oleh pengarang sebagai berikut:
1)
Cara
Langsung atau Analitik
Sandra
memang dikenal sebagai shopaholic. (Glenn
Alexei, 2011: 241)
2)
Cara
Tidak Langsung atau Dramatik
a.
Dengan
menggambarkan jalan pikiran tokoh
Ia
berpikir, bagaimana kabar Karin sekarang? Apakah ia baik-baik saja? (Glenn
Alexei, 2011: 239)
Dari bukti kutipan diatas, tokoh
Sandra mempunyai karakter seorang yang mudah mengkhawtirkan sahabatnya.
b.
Dengan
menggambarkan perbuatan atau tingkah laku atau reaksi tokoh terhadap suatu
peristiwa
1.
Jaga kesehatanmu, Rin. (Glenn Alexei,
2011: 4)
Dari bukti kutipan diatas, tokoh
Sandra mempunyai karakter seorang yang perhatian.
2.
Jangan pikirkan pekerjaan dulu,
sebaiknya kamu istirahat dulu sampai kesehatanmu pulih. (Glenn Alexei, 2011:
71)
Dari bukti kutipan diatas, tokoh
Sandra mempunyai karakter seorang yang pengertian.
v
Tokoh Eric
Tokoh Eric
mempunyai karakter seorang yang cuek seperti halnya yang digambarkan dalam setiap
peristiwa dalam novel Cinta di Atas Awan.
Hal tersebut diatas digambarkan oleh pengarang sebagai berikut:
Cara Langsung atau Analitik
Eric sangat cuek,
bahkan bisa dibilang terlalu cuek. (Glenn Alexei, 2011: 31)
v
Tokoh Alvin
Tokoh Alvin
mempunyai karakter seorang yang baik
hati, suka menghambur-hamburkan uang, mudah khawatir, perhatian, ramah, tanpa
pamrih, dan mudah emosi, seperti
halnya yang digambarkan dalam setiap peristiwa dalam novel Cinta di Atas Awan.
Hal tersebut diatas digambarkan oleh pengarang sebagai berikut:
1)
Cara
Langsung atau Analitik
a.
Alvin termasuk orang yang supel dan
pandai bergaul, . . . (Glenn Alexei, 2011: 201)
b.
Alvin memang tipe pria yang selalu
menepati janjinya. (Glenn Alexei, 2011: 248)
c.
Alvin memang sangat pandai menjaga
hatinya. (Glenn Alexei, 2011: 268)
2)
Cara
Tidak Langsung atau Dramatik
a.
Dengan menggambarkan fisik tokoh
1.
Sebagai laki-laki, Alvin tergolong
tampan. (Glenn Alexei, 2011: 60)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Alvin mempunyai karakter seorang yang baik hati.
2.
Alvin terlihat dewasa dan tampan. (Glenn
Alexei, 2011: 63)
Dari bukti kutipan diatas, tokoh
Alvin mempunyai karakter seorang yang baik hati dan sikapnya dewasa.
b.
Dengan
menggambarkan jalan pikiran tokoh
1.
Ia harus mengeluarkan budget ekstra
untuk liburannya yang gila-gilaan itu, . . . (Glenn Alexei, 2011: 65)
Dari
bukti kutipan diatas, tokoh Alvin mempunyai karakter seorang yang suka
menghambur-hamburkan uang.
2.
Tadi aku sempat khawatir saat kau
pingsan. (Glenn Alexei, 2011: 68)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Alvin mempunyai karakter seorang yang mudah khawatir.
c.
Dengan
menggambarkan perbuatan atau tingkah laku atau reaksi tokoh terhadap suatu
peristiwa
1.
Alvin malah menghambur-hamburkan
uangnya. (Glenn Alexei: 2011, 64)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Alvin mempunyai karakter seorang yang suka menghambur-hamburkan
uang.
2.
Jangan paksakan dirimu! Sebaiknya kau
istirahat dulu! (Glenn Alexei, 2011: 68)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Alvin mempunyai karakter seorang yang perhatian.
3.
. . . balas Alvin sambil tersenyum
ramah. (Glenn Alexei, 2011: 95)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Alvin mempunyai karakter seorang yang ramah.
4.
Mengenai biaya operasimu, aku bersedia
menanggungnya dan aku tidak mengharapkan kau mengembalikan uang itu. (Glenn
Alexei, 2011: 163)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Alvin mempunyai karakter seorang yang baik hati dan suka membantu
tanpa pamrih
5.
. . . membantu seseorang yang mengalami
kesulitan adalah suatu kebahagiaan bagiku dan itu tidak bisa diukur dengan
materi. (Glenn Alexei, 2011: 166)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Alvin mempunyai karakter seorang yang suka membantu.
6.
.
. . seandainya nanti ada biaya tambahan, biar aku saja yang menanggungnya.
(Glenn Alexei, 2011: 215)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Alvin mempunyai karakter seorang yang baik hati.
7.
“. . . sekali lagi saya tulus, dan
jangan sungkan terhadap niat baik saya ini.” (Glenn Alexei, 2011: 216)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Alvin mempunyai karakter seorang tulus dan ikhlas yang dalam
membantu Karina.
8.
Alvin begitu marah saat mendengar
penyangkalan Jimmy. Emosinya meluap . . . (Glenn Alexei, 2011: 257)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Alvin mempunyai karakter seorang yang mudah emosi.
v
Tokoh Tina
Tokoh Tina
mempunyai karakter seorang pemalas, dan tidak mencintai
kebersihan, seperti halnya
yang digambarkan dalam setiap peristiwa dalam novel Cinta di Atas Awan.
Hal tersebut diatas digambarkan oleh pengarang sebagai berikut:
Cara Tidak Langsung atau Dramatik
a.
Dengan
menggambarkan tempat atau lingkungan tokoh
Banyak
barang bekas yang menumpuk disana hingga berdebu dan sepertinya jarang
dibersihkan. (Glenn Alexei, 2011: 142)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Tina mempunyai karakter seorang pemalas dan tidak mencintai
keberhasilan tempat tinggalnya.
b.
Dengan
menggambarkan perbuatan atau tingkah laku atau reaksi tokoh terhadap suatu
peristiwa
Maafkan saya, tempat tinggalku
sedikit kotor . . . (Glenn Alexei, 2011: 142)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Tina mempunyai karakter seorang pemalas.
v
Tokoh Johan
Tokoh Johan
mempunyai karakter seorang penyabar, perhatian, dan tidak mau
merepotkan orang lain, seperti
halnya yang digambarkan dalam setiap peristiwa dalam novel Cinta di Atas Awan.
Hal tersebut diatas digambarkan oleh pengarang sebagai berikut:
1)
Cara
Langsung atau Analitik
Johan termasuk orang
yang sabar, perhatian dan tenang. (Glenn Alexei, 2011: 198)
2)
Cara
Tidak Langsung atau Dramatik
Dengan
menggambarkan perbuatan atau tingkah laku atau reaksi tokoh terhadap suatu
peristiwa
“Tak usah
bersusah payah seperti itu. Sejujurnya, kami sekeluarga setuju Karina
direhabilitasi tetapi jika ada tambahan biaya lain, kamilah yang akan
menanggungnya.” (Glenn Alexei, 2011: 215)
Dari
bukti kutipan diatas, tokoh Johan mempunyai karakter seorang yang bertanggung
jawab dan tidak mau merepotkan orang lain
v
Tokoh Frida
Tokoh Frida
mempunyai karakter seorang yang tegas, disiplin, mencintai
keluarga, lemah lembut, dan perhatian, seperti halnya yang digambarkan dalam setiap peristiwa
dalam novel Cinta di Atas Awan.
Hal tersebut diatas digambarkan oleh pengarang sebagai berikut:
Cara Langsung atau Analitik
. . . ia dikenal
sebagai wanita yang tegas, disiplin dan sangat menjaga jarak dengan para anak
buahnya. Tetapi di mata keluarga, Frida adalah seorang yang cinta keluarga,
pandai memasak, lemah lembut dan penuh perhatian (Glenn Alexei, 2011: 198)
v
Tokoh Yani
Tokoh Yani
mempunyai karakter seorang gadis yang supel dan ceria, seperti halnya yang digambarkan dalam setiap peristiwa
dalam novel Cinta di Atas Awan.
Hal tersebut diatas digambarkan oleh pengarang sebagai berikut:
Cara Langsung atau Analitik
. . . ia gadis yang
supel dan ceria, sehingga siapa pun akan merasa nyamanbersahabat dengannya.
(Glenn Alexei, 2011: 198)
v
Tokoh Edwin
Tokoh Edwin
mempunyai karakter seorang yang cerdas, seperti halnya yang digambarkan dalam setiap peristiwa
dalam novel Cinta di Atas Awan.
Hal tersebut diatas digambarkan oleh pengarang sebagai berikut:
Cara Tidak Langsung atau Dramatik
Dengan menggambarkan fisik tokoh
. . . Ia memiliki
postur tubuh yang menjulang tinggi seperti tiang listrik karena sejak kecil
Erwin suka main basket. (Glenn Alexei, 2011: 199)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Edwin mempunyai karakter seorang yang cerdas.
v
Tokoh Liana
Tokoh Liana mempunyai
karakter
seorang sekertaris yang cekatan, rajin, dan bertanggung jawab, seperti halnya yang digambarkan dalam setiap
peristiwa dalam novel Cinta di Atas Awan.
Hal tersebut diatas digambarkan oleh pengarang sebagai berikut:
Cara Langsung atau Analitik
Ia cekatan, rajin,
bertanggung jawab, selain itu kerjanya pun cepat. (Glenn Alexei, 2011: 214)
v
Tokoh Rika
Tokoh Rika mempunyai
karakter
seorang yang baik hati, pintar, dan tidak mudah marah, seperti halnya
yang digambarkan dalam setiap peristiwa dalam novel Cinta di Atas Awan.
Hal tersebut diatas digambarkan oleh pengarang sebagai berikut:
Cara Tidak Langsung atau Dramatik
Dengan menggambarkan fisik tokoh
a.
. . . seorang gadis cantik dengan wajah
bulat telur, berambut panjang sepinggang dan hidung mancung. (Glenn Alexei,
2011: 253)
Dari bukti kutipan
diatas, tokoh Rika mempunyai karakter seorang baik, pintar, dan tidak cepat
marah.
b.
Wajahnya begitu cantik seperti barbie.
(Glenn Alexei, 2011: 253)
Dari bukti kutipan diatas, tokoh
Rika mempunyai karakter seorang yang baik hati dan ramah.
3.6. Latar atau Setting
1.
Latar
Tempat
a. di
Bandara Changi International Singapura
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
Changi International
Airport merupakan salah satu Airport
tersibuk dikawasan Asia Tenggara . . . (Glenn Alexei, 2011: 6)
b. di
tempat parkir terminal Bandara Changi International Singapura
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
. . . Ia memasuki
tempat parkir di terminal . . . (Glenn Alexei, 2011: 3)
c. di
dalam pesawat
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
. . . saat di dalam
pesawat dari Surabaya ke Singaura . . . (Glenn Alexei, 2011: 8)
d. di
ruang tunggu terminal Bandara Changi International Singapura
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) Jimmy
yang duduk di ruang tunggu terminal . . . (Glenn Alexei, 2011: 7)
2) Setibanya
di Changi International Airport, . .
. (Glenn Alexei, 2011: 220)
e. di
Bangkok
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
, . . . menghadiri rapat di kantor pusat, Bangkok.
(Glenn Alexei, 2011: 18)
f. di
kota Chiang Mai
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) .
. . di lantai sepuluh gedung perkantoran di pusat kota Chiang Mai. (Glenn
Alexei, 2011: 23)
1) Jimmy
membawa Karina ke taman alun-alun kota Chiang Mai . . . (Glenn Alexei, 2011:
81)
2) . . . Ia duduk di sebuah bangku panjang di
sebuah alun-alun kota Chiang Mai . . . (Glenn Alexei, 2011: 178)
g. di
Thailand
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
2) .
. . ketika ia baru pertama kali di Thailand. (Glenn Alexei, 2011: 23)
3) Chiang
Mai adalah kota terbesar kedua di Thailand . . . (Glenn Alexei, 2011: 23)
4) . . . Jimmy
mengajaknya cadle light dinner di
sebuah restoran Thailand . . . (Glenn Alexei, 2011: 78)
5)
h. di
Kathamandu
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
Karina baru saja
mendarat di Kathamandu, ibu kota Nepal, negara kecil yang terletak di Kawasan
Asia Selatan, terkunci antara Cina dan India . . . (Glenn Alexei, 2011: 24)
i.
di Bandara Internasional Tribhuvan
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) Tribhuvan
International Airport, satu-satunya bandar udara di Kathamandu yang melayani
penerbangan Internasional. (Glenn Alexei, 2011: 25)
2) Bangunan
di sekitar Tribhuvan International Airport tingginya hanya dua lantai saja . .
. (Glenn Alexei, 2011: 26)
j.
di Singapura
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) ,
. . . memberitahukan kalau ia sudah kembali ke Singapura. . . (Glenn Alexei,
2011: 29)
2) .
. . dan Karina kembali ke Singapura. (Glenn Alexei, 2011: 34)
3) .
. . bisa bertemu Alvin di Singapura . . . (Glenn Alexei, 2011: 62)
4) Mount
Elizabet Hospital adalah salah satu rumah sakit ternama di Singapura . . .
(Glenn Alexei, 2011: 67)
5) .
. . saat itu Alvin sedang berada di Singapore
Indoor Stadium, . . . (Glenn Alexei, 2011: 73)
6) .
. . Singapura adalah kota modern . . . (Glenn Alexei, 2011: 81)
7) .
. . salah satu bank terkemuka di Singapura . . . (Glenn Alexei, 2011: 178)
8) Mereka
makan malam di Lau Pa Sat, sebuah
restoran di kawasan Raffles Place
yang menjual aneka makanan etnis yang ada di Singapura . . . (Glenn Alexei,
2011: 243)
k. di
Hotel Hilton Internasional
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) Hotel
Hilton Internasional adalah hotel berbintang lima . . . (Glenn Alexei, 2011:
39)
2) Bentuk
bangunan hotel itu memang bergaya modern . . . (Glenn Alexei, 2011: 39)
l.
di Wat Phrathat Doi Suthep
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
. . . Jimmy membawa Karina ke Wat Phrathat Doi
Suthep, sebuah kuil Buddha paling tua, sakral, dan terkenal di Chiang Mai.
(Glenn Alexei, 2011: 43)
m. di
Universal Studio
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
. . . foto bersama tokoh-tokoh kartun di Universal
Studio . . . (Glenn Alexei, 2011: 76)
n. di
restoran
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
. . . kalimat Jimmy yang terakhir saat di restoran .
. (Glenn Alexei, 2011: 87)
o. di
lobi hotel
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) .
. . Karina yang seang menunggu di lobi hotel . . . (Glenn Alexei, 2011: 87)
2) Ia
melihat Karina duduk di lobi hotel . . . (Glenn Alexei, 2011: 118)
p. di
Tokyo
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) .
. . Jimmy dipromosikan untuk menempati posisi sebagai IT director di kantor
pusat di Tokyo . . . (Glenn Alexei, 2011: 93)
2) .
. . saat itu cuaca di Tokyo sangat dingin. (Glenn Alexei, 2011: 74)
3) .
. . penyewa yang lain adalah penduduk lokal namun dari daerah luar dan bekerja
di Tokyo . . (Glenn Alexei, 2011: 122)
4) Jimmy
akhirnya membawa Karina ke Tokyo Tower . . . (Glenn Alexei, 2011: 134)
5) Selama
tinggal di Jepang, Jimmy paling suka musim gugur, . . . (Glenn Alexei, 2011:
176)
q. di
lobi rumah sakit Mount Elizabet Hospital
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
. . . Alvin yang tanpa
sengaja bertemu di lobi rumah sakit. (Glenn Alexei, 2011: 95)
r.
di Hotel Stamford
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
“ . . . Aku menginap di
The Stamford Hotel . . “ (Glenn
Alexei, 2011: 100)
s. di
Hotel Oriental
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
“Saat ini ia ada di
Oriental Hotel untuk beristirahat . . . ” (Glenn Alexei, 2011: 225)
t.
di Hotel Pan Pacific
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) .
. . Pria itu ingin mengajak Karina menghadiri sebuah pesta pernikahan seorang
koleganya di Pan Pacific Hotel
Singapura . . . (Glenn Alexei, 2011: 153)
2) Alvin
memasuki ballroom Pan Pacific Hotel
Singapura sendirian . . . (Glenn Alexei, 2011: 167)
u. di
Suntec Mall
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
Sesampainya di Suntec Mall,
Karina . . . (Glenn Alexei, 2011: 157)
v. di
Clarke Quay
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) .
. . Karina membawa mereka berempat ke Central
Shopping Mall di Clarke Quay dengan naik MRT. (Glenn Alexei, 2011: 200)
2) .
. . mereka makan siang di Kopimitiam Food
Court yang menjual masakan khas Asia . . . (Glenn Alexei, 2011: 200)
w. di
Apartemen Jimmy
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) Karina
duduk di sofa empuk di ruang tamu, . . (Glenn Alexei, 2011: 124)
2) Jimmy
menggendong Karina masuk ke dalam kamarnya, membaringkannya di atas tempat
tidurnya . . . (Glenn Alexei, 2011: 125)
x. di
Bandar Sri Begawan
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
Karina baru saja
mendarat dari negara kaya minyak di Asia Tenggara, Bandar Sri Begawan . . .
(Glenn Alexei, 2011: 196)
y. di
Bandara Narita Internasional
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
Saat ini ia sudah
berada di Narita International Airport . . . (Glenn Alexei, 2011: 211)
z. di
Bandung
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
. . . Yayasan Kasuh
Kurnia yang berada di Bandung. (Glenn Alexei, 2011: 214)
aa. di
Apartemen Karina
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) .
. . di ruang tamu untuk mendiskusikan langkah selanjutnya . . . (Glenn Alexei,
2011: 214)
2) .
. . tanya seorang font desk di
apartemen Karina, . . . (Glenn Alexei, 2011: 221)
3) .
. . teriak Karina dengan histeris saat mereka sampai di lobi apartemennya . . .
(Glenn Alexei, 2011: 205)
4) . . . Jimmy
duduk di sofa yang terletak di sudut lobi
. . . (Glenn Alexei, 2011: 222)
5) . . . sejak
bertemu pertama kali dengan Jimmy di lobi apartemen tadi . . . (Glenn Alexei, 2011: 226)
ab.
di Jakarta
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) .
. . Setelah mendarat di Jakarta, . . . (Glenn Alexei, 2011: 230)
2) .
. . tanya Edwin, saat mereka sudah tiba
di Bandara Soekarno Hatta. (Glenn Alexei, 2011: 230)
ac.
di VivoCity
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) Sandra
baru saja selesai berbelanja di VivoCity, . . . (Glenn Alexei, 2011: 240)
2) .
. . sebelum keluar dari gerai terakhir di VivoCity . . . (Glenn Alexei, 2011:
240)
ad.
di Surabaya
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) .
. . Karina dan Alvin tiba di Surabaya . . . (Glenn Alexei, 2011: 250)
2) .
. . alamat rumah Jimmy di Surabaya . . . (Glenn Alexei, 2011: 250)
ae.
di Restoran khas Jawa Timur
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
.
. . Ia dan Alvin makan siang di restoran
khas Jawa Timur . . . (Glenn Alexei, 2011: 264)
2.
Latar
Waktu
a. Bulan
Januari
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
. . . Udara di bulan
Januari . . . (Glenn Alexei, 2011: 25)
b. Bulan
Mei
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
Setiap tahun di bulan
Mei sampai Juli selalu ada even Great Singapore Sale . . . (Glenn Alexei, 2011:
239)
c. Bulan
Desember
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) Tanpa
terasa bulan depan adalah bulan Desember . . . (Glenn Alexei, 2011: 183)
2) Dua
puluh dua Desember, tiba di Chiang Mai . . . (Glenn Alexei, 2011: 187)
3) “
. . . kembali ke Singapura tanggal dua puluh enam Desember.” (Glenn Alexei,
2011: 188)
4) .
. . Kami datang tanggal dua puluh satu Desember, . . . (Glenn Alexei, 2011:
191)
5) Jadwal
Karina semakin padat sejak memasuki bulan Desember . . . (Glenn Alexei, 2011:
192)
d. Malam
hari
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) .
. . hari sudah malam, tanpa sadar Karina tertidur . . . (Glenn Alexei, 2011:
56)
2) .
. . Kebetulan saat itu adalah malam bulan purnama . . . (Glenn Alexei, 2011:
81)
3) .
. . Ia merasa menjadi pria paling bahagia malam itu . . . (Glenn Alexei, 2011:
86)
4) Tengah
malam, Jimmy terbangun . . (Glenn
Alexei, 2011: 86)
5) .
. . tanya Alvin pada malam harinya saat keluarga Yani berkumpul . . . (Glenn
Alexei, 2011: 214)
e. Siang
hari
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) “.
. . Siang saja, sekalian kita lunch bareng.” (Glenn Alexei, 2011: 73)
2) Jam
sebelas siang, . . . (Glenn Alexei, 2011:
74)
3) .
. . pukul 14.35. . . (Glenn Alexei, 2011: 187)
4) .
. . hari itu aku terbang ke Barcelona pukul 13.15 . . . (Glenn Alexei, 2011:
188)
5) “
. . . sampai di Chiang Mai pukul 11.25.” (Glenn Alexei, 2011: 191)
6) .
. . sampai di Changi pukul 11.45 . . . (Glenn Alexei, 2011: 192)
f. Sore
hari
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) Jimmy
sampai di hotel tempat Karina menginap pada pukul enam sore . . . (Glenn
Alexei, 2011: 118)
2) Pagi
ini Jimmy, . . (Glenn Alexei, 2011: 230)
g. Pagi
hari
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) “Baru
jam tujuh pagi . . . ” (Glenn Alexei, 2011: 127)
2) .
. . Pagi ini pihak perusahaan memecatnya secara sepihak . . . (Glenn Alexei,
2011: 225)
h. Hari
minggu
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
. . . Jimmy membawa
Karina ke Disneyland. Karena hari Minggu . . . (Glenn Alexei, 2011: 131)
3.
Latar
Suasana
a. Suasana ramai
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) .
. . seakan tak pernah sepi dari pengunjung . . . (Glenn Alexei, 2011: 7)
2) .
. . banyak orang tumpah truah memadati jalan-jalan protokol. (Glenn Alexei,
2011: 42)
3) .
. . kuil itu sangat ramai, penuh sesak
dengan pengunjung . . . (Glenn Alexei, 2011: 44)
4) . . . Suasana yang ramai di dalam stadion . . . (Glenn
Alexei, 2011: 73)
5) , . . . Clarke Quay ramai
pengunjung, . . . (Glenn Alexei, 2011: 75)
6) . . . Suasana
disana sangat ramai dan padat, . . . (Glenn Alexei, 2011: 131)
3) ,
. . . sama seperti di Changi Airport,
di sini pun sangat ramai . . . (Glenn Alexei, 2011: 200)
4) “
. . . mengingat di sini ramai sekali.” (Glenn Alexei, 2011: 201)
5)
b. Suasana dingin
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
Udara yang dingin
membuat Karina merapatkan mantel bulunya . . . (Glenn Alexei, 2011: 26)
c. Suasana
sepi
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) .
. . karena bukan hari libur Universal Studio terlihat sepi . . . (Glenn Alexei,
2011: 76)
2) Ruang
tunggu National University Hospital
sedang sepi saat Karina mendaftarkan diri . . .
(Glenn Alexei, 2011: 104)
d. Suasana
tegang
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
Suasana jadi begitu
tegang . . . (Glenn Alexei, 2011: 204)
e. Suasana
sejuk
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini.
Udara sejuk khas
Bandung . . . (Glenn Alexei, 2011: 235)
f. Suasana
Senang
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) .
. . Aku senang sekali. (Glenn Alexei, 2011: 4)
2) Frida
terkejut bercampur senang. . . (Glenn Alexei, 2011: 197)
3) .
. . perasaan senang bercampur haru meluap dari dasar hati Karina yang memang
merindukan Jimmy . . . (Glenn Alexei, 2011: 255)
g. Suasana
menyedihkan
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) .
. . hatinya begitu sakit dan terluka . . . (Glenn Alexei, 2011: 256)
2) .
. . air matanya semakin deras mengalir .
. . (Glenn Alexei, 2011: 258)
3) .
. . tak ada kata-kata yang tepat untuk
megungkapkan kesedihannya . . . (Glenn Alexei, 2011: 258)
4) . . .
, menggandeng tangan Karina yang masih larut dalam kesedihan, . . . (Glenn Alexei, 2011: 262)
5) Karina
masih menangis saat memasuki kamar hotel .
. . (Glenn Alexei, 2011: 262)
4.
Latar
Lingkungan Sosial
a. Lingkungan
religius
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) .
. . terdapat sebuah patung seorang dewa kepercayaan masyarakat Thailand yang
terbuat dari batu. . . (Glenn Alexei, 2011: 39)
2) .
. . masyarakat Thailand meyakini bahwa dewa tersebut bisa menolak bala. (Glenn
Alexei, 2011: 40)
3) . . . konon siapa pun yang berdoa di kui ini
akan dikabulkan permohonannya . . . (Glenn Alexei, 2011: 43)
4) .
. . saat masuk ke ruang sembahyang, ia tertegun memendang patung sang budha . .
. (Glenn Alexei, 2011: 218)
5) Kuil
itu tak terlalu besar. Sebelum masuk ke bangunan kuil, Alvin di sambut oleh
taman yang asri . . . (Glenn Alexei,
2011: 218)
6) .
. . di depan pintu kuil, seorang biksu kecil tersenyum saat melihatnya dan
mempersilahkan Alvin masuk ke ruang sembahyang. (Glenn Alexei, 2011: 218)
b. Pendidikan
Tinggi
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) .
. . dan baru saja menyelesaikan studinya di salah satu universitas swasta . . .
(Glenn Alexei, 2011: 190)
2) Sedangkan
Edwin, adik Yani, adalah mahasiswa semester tiga di Kampus yang sama dengan
Kakaknya . . . (Glenn Alexei, 2011: 199)
3) .
. . Yani memilih fakultas farmasi, Edwin memilih menimba ilmu di fakultas hukum
. . . (Glenn Alexei, 2011: 199)
c. Lingkungan
Profesi
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) .
. . Ia adalah seorang staf keuangan di
sebuah pabrik besi di Surabaya . . . (Glenn Alexei, 2011: 198)
2) .
. . Frida, adalah seorang manager di
sebuah bank asing asal Inggris di Surabaya . . . (Glenn Alexei, 2011: 198)
d. Lingkungan
Ekonomi
Hal tersebut dapat
dilihat dari bukti kutipan dibawah ini:
1) Ayahnya
merupakan pemilik perkebunan karet nomor satu yang cukup disegani dan terkenal
di Kalimantan . . . (Glenn Alexei, 2011: 59)
2) .
. . Alvin adalah pewaris dari
pengusahapemilik perkebunan karet . . . (Glenn Alexei, 2011: 59)
3.7.
Gaya Pengarang
a. Gaya
pengarang dalam mengungkapkan seluruh cerita
Gaya
pengarang dalam mengungkapkan seluruh cerita dalam novel Cinta di Atas Awan
karya Glenn Alexei cukup kreatif, terutama dalam menggambarkan tema. Meskipun
tema dalam novel Cinta di Atas Awan sederhana, namun pengarang mampu
mengemasnya menjadi sebuah cerita yang bisa dikatakan sukar ditebak. Dalam
menyusun plot pengarang menggunakan pola konvensional sehingga pembaca mudah
menangkap isi cerita dari setiap peristiwa. Kemudian dalam menggambarkan
karakter tokoh, digambarkan secara konkret. Sehingga pembaca mudah memahami
karakter para tokoh, sebab banyak tokoh yang digambarkan secara
analitik/langsung. Namun jika ditinjau dari aspek penggunaan gaya bahasa, dalam
pengungkapannya pengarang terkesan kaku. Akan tetapi, mungkin itu merupakan style atau gaya pengarang dalam
mengungkapkan idenya menjadi sebuah cerita yang utuh dan padu. Hal tersebut
dapat dilihat dari bukti dibawah ini:
1. “Siapa
kau?” tanya Jimmy dingin. Tatapan matanya seperti melihat musuh bebuyutan.
Sikapnya seolah tak pernah mengenal Karina sebelumnya . . . (Glenn Alexei,
2011: 255)
2. “Bukankah
kau pernah bilang pada Karina bahwa kau adalah man of your words? Tapi bagaimana kenyataannya sekarang? Kau menghianati Karina! Kau tak ada
bedanya dengan seorang penipu!” (Glenn Alexei, 2011: 260)
3. .
. . Ia tak percaya dengan kata-kata sekeras dan sekejam itu meluncur dengan
mudahnya dari mulut Jimmy, kekasih yang selama ini dikenalnya sebagai pribadi
yang baik hati, lemah lembut, dan perhatian, kini berubah menjadi seorang yang
sama sekali berbeda. (Glenn Alexei, 2011: 2)
4. .
. . Tatapan kekasihnya itu seperti seorang pembunuh yang siap mengeksekusi
korbannya tanpa ampun . . . (Glenn Alexei, 2011: 261)
b. Gaya
bahasa
Gaya bahasa yang banyak digunakan
pengarang dalam memperkuat cerita novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei
adalah sebagai berikut:
1. Gaya
bahasa persamaan atau simile
1) ,
. . . memamerkan pinggul bak gitar spanyol . . . (Glenn Alexei, 2011: 4).
Maknanya memperlihatkan pinggul yang elegan/luwes.
2) .
. . jalannya pun terhuyung seperti orang mabuk . . . (Glenn Alexei, 2011: 12).
Maknanya jalannya sempoyongan.
3) .
. . pengakuan jujur Karina barusan bagaikan belati yang menusuk jantungnya.
(Glenn Alexei, 2011: 77). Maknanya menyakiti perasaan.
4) .
. . orang-orang Jepang seperti memburu dan diburu waktu. (Glenn Alexei, 2011:
117) . Maknanya seperti mengejar dan dikejar waktu.
5) ,
. . . pengunjung di Disneyland
bagaikan gerombolan lebah yang berebut madu . . . (Glenn Alexei, 2011: 131) .
Maknanya ramai dipadati pengunjung.
6) . . . Seperti ditusuk-tusuk. (Glenn Alexei,
2011: 138). Maknanya sangat terasa sangat sakit.
7) Tina
tertawa terkekeh seperti nenek sihir. (Glenn Alexei, 2011: 147). Maknanya
tertawa sinis.
8) Alvin
benar-benar seperti seorang malaikat yang datang tepat pada saat Karina
membutuhkan pertolongan. (Glenn Alexei, 2011: 165). Maknanya datang memberi
pertolongan disaat yang tepat.
9) Bahkan udara di dalam Changi International Airport jadi panas
seperti di Gurun Sahara . . . (Glenn Alexei, 2011: 195). Maknanya terasa gersang.
10) . . . Suara-suara
manusia yang riuh rendah berubah seperti dengungan lebah. (Glenn Alexei, 2011:
195). Maknanya
11) . . . Ia memiliki postur tubuh yang menjulang
tinggi seperti tiang listrik . . . (Glenn Alexei, 2011: 199). Maknanya
mempunyai tubuh tinggi.
12) Pria itu seperti jin . . . (Glenn Alexei,
2011: 201). Maknanya datang secara tiba-tiba.
13) . . . , mengendus-endus seperti anjing. (Glenn
Alexei, 2011: 203). Maknanya menciumi sesuatu layaknya anjing.
14) Tiba-tiba ia merasa seluruh tubuhnya kaku
seperti patung dan sulit untuk digerakkan . . . (Glenn Alexei, 2011: 253).
Maknanya tidak bergerak/diam.
15) . . . Tatapan matanya seperti melihat musuh
bebuyutan . . . (Glenn Alexei, 2011: 255). Maknanya marah.
16) . . . Wajahnya pucat pasi seperti selembar
kertas putih saat melihat kedua tamu di rumahnya . . . (Glenn Alexei, 2011:
255). Maknanya sangat pucat layaknya mayat.
17) . . . Kata-kata Jimmy barusan seperti sebilah
pisau tajam yang menusuk jantungnya . . . (Glenn Alexei, 2011: 256). Maknanya
menyakiti perasaan.
18) Seluruh anggota tubuh Jimmy gemetaran, sikapnya
seperti seorang pencuri yang tertangkap basah. (Glenn Alexei, 2011: 260).
Maknanya ketakutan.
19) . . . kedua tangannya mengepal seperti hendak
meninju . . . (Glenn Alexei, 2011: 260). Maknanya siap memukul.
20) . . . Tatapan kekasihnya itu seperti seorang
pembunuh yang siap mengeksekusi korbannya tanpa ampun . . . (Glenn Alexei,
2011: 261). Maknanya sangat marah.
21) . . . wajahnya yang merah padam seperti
kepiting rebus. (Glenn Alexei, 2011: 261). Maknanya malu.
22) Emosinya
meluap seperti gunung berapi yang siap memuntahkan lava . . . (Glenn Alexei,
2011: 257). Maknanya sangat marah.
2. Gaya
bahasa metafora
1) .
. . Beruntung apartemennya terletak di jantung kota . . . (Glenn Alexei, 2011:
17). Maknanya di tengah kota.
2) .
. . penyanyi Inggris yang sedang naik daun . . . (Glenn Alexei, 2011: 54).
Maknanya sedang tenar.
3) ”.
. . Naga di dalam perutku sudah meminta jatah makan siang.” (Glenn Alexei,
2011: 75). Maknanya lapar.
4) .
. . kalimat Jimmy menggantung di ujung liahnya. (Glenn Alexei, 2011: 77).
Maknanya tidak berbicara lagi.
5) Kata-kata
yang meluncur dari bibir Karina . . . (Glenn Alexei, 2011: 85). Maknanya
kata-kata yang diucapkan Karina.
6) .
. . usianya yang sudah memasuki kepala tiga . . . (Glenn Alexei, 2011: 86).
Maknanya sudah tiga puluh tahun.
7) Hati
Karina menjadi berbunga-bunga . . . (Glenn Alexei, 2011: 88). Maknanya bahagia.
8) Karina
mengangguk dan keluar dari ruangan Profesor Li dengan langkah gontai . . .
(Glenn Alexei, 2011: 109). Maknanya langkah perlahan-lahan.
9) . . . terasa penuh sesak oleh lautan manusia, .
. . (Glenn Alexei, 2011: 117). Maknanya banyak orang.
10) Wajah
Karina merah padam . . . (Glenn Alexei, 2011: 127). Maknanya malu.
11) . . . ia ingin Karinalah yang menjadi
pelabuhan cintanya yang terakhir dan untuk selamanya (Glenn Alexei, 2011: 17).
Maknanya ingin menjadi istrinya.
12) . . . hingga detik ini Jimmy diam membisu, . .
. (Glenn Alexei, 2011: 130). Maknanya diam tanpa berkata apa-apa.
13) . . . Mata Karina berkaca-kaca, . . . (Glenn
Alexei, 2011: 136). Maknanya mau meneteskan air mata.
14) . . . menantikan kalimat berikutnya yang akan
meluncur dari bibir gadis itu. (Glenn Alexei, 2011: 161). Maknanya kata-kata
yang akan diucapkan.
15) . . . ibunya kini sudah memasuki usia senja, .
. . (Glenn Alexei, 2011: 185). Maknanya sudah tua.
16) . . . Lautan manusia ada di mana-mana, . . .
(Glenn Alexei, 2011: 195). Maknanya banyak orang dimana-mana.
17) “. . . , naga-naga di dalam perutku sangat
rakus rupanya,” . . . (Glenn Alexei, 2011: 197). Maknanya sangat lapar.
18) Karina maju selangkah, mendekati Jimmy yang
diam mematung . . . (Glenn Alexei, 2011: 232). Maknanya diam tanpa gerak.
19) . . . Rika yang awalnya bersikap lembut dan
ramah kini berubah seolah menjadi seekor harimau . . . (Glenn Alexei, 2011:
259). Maknanya menjadi ganas/kasar.
3. Gaya
bahasa hiperbol
1) .
. . begitu dingin hingga menusuk tulang. (Glenn Alexei, 2011: 25). Maknanya
udaranya sangat dingin.
2) .
. . udara dingin yang menembus tulangnya . . . (Glenn Alexei, 2011: 26).
Maknanya udaranya sangat dingin
3) .
. . Ia merasa seakan terbang ke langit ketujuh . . . (Glenn Alexei, 2011: 44)
Maknanya merasa melayang di angkasa.
4) .
. . Jangan tanya harganya, sudah tentu selangit. (Glenn Alexei, 2011: 58).
Maknanya harganya sangat mahal.
5) Sebuah
lagu jazz dari Michael Buble yang
berjudul Home mengalun riang,
membahana ke seluruh ruangan kafe . . . (Glenn Alexei, 2011: 60). Maknanya terdengar ke semua ruangan.
6) Banyak
gedung-gedung pencakar langit berada di kawasan ini. (Glenn Alexei, 2011: 94).
Maknanya gedung-gedung tinggi.
7) Alvin
menatap Karina dalam-dalam. (Glenn Alexei, 2011: 102). Maknanya menatap dengan
penuh perasaan.
8) .
. . pikirannya menerawang jauh . . . (Glenn Alexei, 2011: 120). Maknanya
melamun.
9) ,
. . . tenggelam dalam kesibukan mereka. (Glenn Alexei, 2011: 135). Maknanya
lenyap oleh kesibukan.
10) . . . Bahkan kini ia sulit tidur karena rasa
sakit yang begitu menggigit . . . (Glenn Alexei, 2011: 138). Maknanya sangat
sakit.
11) Akhir-akhir ini rasa sakitnya begitu hebat dan
tak mengenal waktu . . . (Glenn Alexei, 2011: 138). Maknanya kesakitan yang
berlebih yang dirasakan setiap saat.
12) . . . Rasa nyeri itu seolah menjerit pada
Karina . . . (Glenn Alexei, 2011: 145). Maknanya rasa sakit yang dirasakan oleh
Karina.
13) . . . menangis meraung-raung sambil
memukul-mukul pegangan sofa. (Glenn Alexei, 2011: 209). Maknanya menangis yang
terdengar nyaring.
14) Sandra memang tipe orang yang ekspresif dan
emosinya mudah meledak-ledak. (Glenn Alexei, 2011: 244). Maknanya cepat emosi
yang sering kali tak bisa ditahan.
15) .
. . air matanya semakin deras mengalir. (Glenn Alexei, 2011: 258). Maknanya
menagis dengan banyak air mata.
16) Pikiran Alvin menerawang jauh . . . (Glenn
Alexei, 2011: 267). Maknanya melamun.
4. Gaya
bahasa personifikasi
1) .
. . tanaman perdu dan semak-semak yang meramaikan taman . . . (Glenn Alexei,
2011: 81). Maknanya terlihat rimbun.
2) Saat
Alvin keluar dari hotel, hujan gerimis menyapanya . . . (Glenn Alexei, 2011:
218). Maknanya ketika Alvin keluar cuaca sedang hujan.
3) . . . , Alvin disambut oleh taman yang asri .
. . (Glenn Alexei, 2011: 218). Maknanya Alvin melihat taman yang indah.
4) .
. . sepasang lampion berwarna merah menyambut mereka di pintu masuk hotel . . .
(Glenn Alexei, 2011: 227). Maknanya terlihat lampion yang terletak di pintu
masuk hotel.
5) . . . Matanya membelakak seakan ingin menelan
Jimmy . . . (Glenn Alexei, 2011: 234). Maknanya matanya melotot dengan penuh
kemarahan.
6) Udara sejuk kota Bandung menyambut kedatangan
mereka . . . (Glenn Alexei, 2011: 235). Maknanya merasakan suasana sejuk ketika
sampai di kota Bandung.
7) .
. . Daun-daun pohon maple menari-nari . . . (Glenn Alexei, 2011: 177). Maknanya
daun pohon maple goyang tertiup angin.
5. Gaya
bahasa alusio
1) . . . Beberapa jam yang lalu, hujan deras
mengguyur kota kembang ini. (Glenn Alexei, 2011: 235). Maknanya kota Bandung
telah turun hujan.
2) Satu
bulan tinggal di negeri Gajah Putih ini, . . . (Glenn Alexei, 2011: 17).
Maknanya Negara Singapura.
3.8.
Titik Pengisahan
Dalam
novel Cinta di Atas Awan Karya Glenn Alexei titik pengisahan yang dipergunakan
oleh pengarang adalah sebagai pengamat (dengan ciri pengarang ber “ia” atau
menyebut nama tokoh masing-masing). Adapun jenisnya yaitu menggunakan titik
pengisahan Maha tahu.
Hal
tersebut dapat dilihat dari bukti di bawah ini:
1. Ia
tak percaya dengan kata-kata sekeras dan sekejam itu meluncur dengan mudahnya
dari mulut Jimmy. . . Glenn Alexei, 2011: 2)
2. Ia
memasuki tempat parkir di terminal 2 . . . (Glenn Alexei, 2011: 3)
3. .
. . Ia tampak cantik dengan
seragamberwarna hijau pupus . . . (Glenn Alexei, 2011: 4)
4. .
. . Ia suka memandangi langit biru . . . (Glenn Alexei, 2011: 4)
5. .
. . Ia sering membayangkan terbang tinggi untuk menggapai awan-awan . . .
(Glenn Alexei, 2011: 4)
6. . . . Karina memang bercita-cita menjadi
seorang pramugari. . . (Glenn Alexei, 2011: 34)
7. . . . Karina tersenyum ke arah Sandra. (Glenn
Alexei, 2011: 4)
8. . . . Karina ditugaskan untuk melayani
penerbangan jarak pendek dan menengah . . (Glenn Alexei, 2011: 5)
9. Ia
sadar, untuk menjadi seorang pramugari modalnya harus cantik dan pintar . . .
(Glenn Alexei, 2011: 5)
10. .
. . Ia adalah seorang staf IT sebuah perusahaan otomotif Jepang . . . (Glenn
Alexei, 2011: 5)
11. .
. . Ia merasa sangat bangga karena bisa bekerja di negeri tetangga . . . (Glenn
Alexei, 2011: 5)
12. Jimmy
yang duduk di ruang tunggu terminl . . . (Glenn Alexei, 2011: 7)
13. Jimmy
tinggal seorang diri di sebuah apartemen . . . (Glenn Alexei, 2011: 17)
14. Hari
ini ia mendapat tugas ke luar kota, . . . (Glenn Alexei, 2011: 18)
15. Ia
terlihat sedang asik bercanda dengan teman-temannya. (Glenn Alexei, 2011: 19)
16. . . . Ia langsung bangkit dan berdiri . . .
(Glenn Alexei, 2011: 21)
17. Karina terhenyak . . . (Glenn Alexei, 2011:
21)
18. .
. . , ia menjadi senang memandang langit . . . (Glenn Alexei, 2011: 23)
19. . . . ia berhenti sejenak dari pekerjaannya .
. . (Glenn Alexei, 2011: 23)
20. . . ,
ia merasa begitu berkesan . . . (Glenn Alexei, 2011: 24)
21. . . . , ia tahu bahwa apa yang dilakukan
Karina . . . (Glenn Alexei, 2011: 25)
22. . . . , ia sudah mengoleskan lotion . . .
(Glenn Alexei, 2011: 26)
23. . . . , ia sudah kembali ke Singapura. (Glenn
Alexei, 2011: 28)
24. . . .
Eric sangat cuek . . . (Glenn Alexei, 2011: 31)
25. . . . Ia tidak menyangka perhatian Jimmy
begitu besar terhadapnya . . . (Glenn Alexei, 2011: 32)
26. . . . , ia langsung membawanya ke kasir.
(Glenn Alexei, 2011: 34)
27. Ia
selalu ingin terlihat cantik di depan Jimmy, . . . (Glenn Alexei, 2011: 34)
28. . . . Karina menepuk-nepuk bahu Sandra. . .
(Glenn Alexei, 2011: 36)
29. . . . Jimmy memaklumi profesi Karina. . .
(Glenn Alexei, 2011: 37)
30. Ia membukakan pintu untuk Karina . . . (Glenn
Alexei, 2011: 38)
31. . . . Ia memang lebih suka berdandan natural .
. . (Glenn Alexei, 2011: 41)
32. Jimmy
mengajak Karina ke downtown, . . . (Glenn Alexei, 2011: 42)
33. . . . Ia menyukai penampilan Karina . . .
(Glenn Alexei, 2011: 42)
34. Jimmy
mengajak Karina berkeliling kota naik tuktuk, . . . (Glenn Alexei, 2011: 43)
35. Kemudian
Jimmy mengajak Karina ke Wat Phrathat Doi Suthep, . . . (Glenn Alexei, 2011:
43)
36. . . . , ia lebih bersifat realistis, . . .
(Glenn Alexei, 2011: 44)
37. . . . Ia membalikan badan, menatap Sandra . .
. (Glenn Alexei, 2011: 47)
38. Sandra
melemparkan bantal pada Karina . . . (Glenn Alexei, 2011: 47)
39. Jimmy
tersenyum simpul . . . (Glenn Alexei, 2011: 50)
40. . . . Ia langsung menerima telepon itu . . .
(Glenn Alexei, 2011: 51)
41. . . . , ia engenali suara si penelepon itu, . .
. (Glenn Alexei, 2011: 51)
42. . . . . Ia sudah tidak sabar ingin
mendengarkan lagu . . . (Glenn Alexei, 2011: 54)
43. . . . Ia rindu kepada kedua orang tuanya . . .
(Glenn Alexei, 2011: 55)
44. Alvin
duduk sendirian sambil memeriksa e-mail . . . (Glenn Alexei, 2011: 58)
45. . . . ia merasa tak yakin. (Glenn Alexei,
2011: 61)
46. . . . Alvin masih berkecamuk dengan
pertanyaan-pertanyaan macam itu. (Glenn Alexei, 2011: 61)
47. Sepertinya
ia mengenali gadis itu. . . (Glenn Alexei, 2011: 61)
48. . . . ia akan pulang ke kampung halamannya di
Malang. . . (Glenn Alexei, 2011: 61)
49. . . . ia merasa lega tak salah orang. (Glenn
Alexei, 2011: 63)
50. . . . ia benar-benar tak menduga bisa bertemu
dengan Alvin di Singapura. (Glenn Alexei, 2011: 62)
51. Hubungan
Alvin dan Karina boleh dikatakan dekat . . . (Glenn Alexei, 2011: 65)
52. Alvin
mengulurkan tangan ke arah Sandra, . . . (Glenn Alexei, 2011: 70)
53. Jimmy
dan Karina kemudian . . . (Glenn Alexei, 2011: 83)
54. Ia
siap menerima jika Jimy akhirnya mundur darinya. . . (Glenn Alexei, 2011: 84)
55. . . . hanya bersama Jimmy saja ia merasa
tenang dan bahagia, . . . (Glenn Alexei, 2011: 85)
56. . . . meskipun ia dan Eric telah lama
berpacaran, . . . (Glenn Alexei, 2011: 85)
57. . . . Ia merasa menjadi pria paling bahagia .
. . (Glenn Alexei, 2011: 85)
58. Jimmy
terkecut saat mendengar Karina mengatakan kalimat dalam bahasa Thai yang
berarti . . . (Glenn Alexei, 2011: 91)
59. . . . ia mendapat dukungan dari Jimmy, . . .
(Glenn Alexei, 2011: 92)
60. Karina
tersipu malu mendengarnya. . . (Glenn Alexei, 2011: 95)
61. .
. . Jimmy termasuk prang pencemburu . . . (Glenn Alexei, 2011: 103)
62. Ia
tak ingin menangis di depan orang yang tak ia kenal. (Glenn Alexei, 2011: 107)
63. Profesor
Le menuliskan resep di sebuah kertas . . . (Glenn Alexei, 2011: 108)
64. Karina
merebahkan tubuhnya di atas tempat . . . (Glenn Alexei, 2011: 110)
65. . . . Ia ingin segera menemui Karina . . .
(Glenn Alexei, 2011: 34)
66. Jimmy
terharu mendengar cerita Karina, . . . (Glenn Alexei, 2011: 124)
67. Jimmy
berdoa dalam hati agar Tuhan merestui . . . (Glenn Alexei, 2011: 129)
68. . . . ia berharap . . . (Glenn Alexei, 2011:
129)
69. Ia
ingin menjadi orang yang dibutuhkan Karina. Ia ingin selalu ada untuk Karina.
Dan ia ingin Karinalah yang menjadi pelabuhan . . . (Glenn Alexei, 2011: 130)
70. . . . Ia khawatir jika terlalu lama disitu, ia
yakin cepat atau lambat akan mendapat tekanan . . . (Glenn Alexei, 2011: 134)
71. . . . , Ia masih ragu akan mencoba oabat yang
ditawarkan wanita itu atau tidak . . . (Glenn Alexei, 2011: 141)
72. . . . , Ia masih belum yakin . . . (Glenn
Alexei, 2011: 143)
73. . . . Ia tak bisa menahan rasa sakit . . .
(Glenn Alexei, 2011: 145)
74. Karina
merasakan ada perubahan pada dirinya . . . (Glenn Alexei, 2011: 152)
75. . . . ia merasa akhir-akhir ini siklus
haid-nya sering terlambat, . . . (Glenn Alexei, 2011: 153)
76. . . . Ia tampak mengaduk-aduk nasi di
hadapannya . . . (Glenn Alexei, 2011: 358)
77. . . . Ia seolah hanyut dalam cerita Karina . .
. (Glenn Alexei, 2011: 160)
78. Alvin
tampak pura-pura terkejut. . . (Glenn Alexei, 2011: 161)
79. Alvin
merasa bosan . . . (Glenn Alexei, 2011: 168)
80. . . . Ia yakin ia benar-benar mendengarnya . .
. (Glenn Alexei, 2011: 169)
81. Jimmy
menyusuri jalan setapak . . . (Glenn Alexei, 2011: 177)
82. . . . Ia menengadah . . . (Glenn Alexei, 2011:
177)
83. Ia
teringat beberapa saat yang lalu ia duduk di sebuah bangku panjang . . . (Glenn
Alexei, 2011: 178)
84. . . . Ia sudah duduk menunggu di sini hampir
satu jam yang lalu, . . . (Glenn Alexei, 2011: 177)
85. . . . Ia terharu . . . (Glenn Alexei, 2011:
177)
86. . . .
Ia memang mencintai langit . . . (Glenn Alexei, 2011: 182)
87. . . . Ia sangat senang saat atasannya
mengabulkan permohonan cutinya. . . (Glenn Alexei, 2011: 184)
88. Jimmy
sedih mendengar penuturan Karina. (Glenn Alexei, 2011: 189)
89. . . . Karina mulai panik, . . . (Glenn Alexei,
2011: 193)
90. . . . Ia adalah seorang staf keuangan . . .
(Glenn Alexei, 2011: 198)
91. . . . Ia merasa Yani sekarang lebih gemuk . .
. (Glenn Alexei, 2011: 198)
92. . . . Ia memiliki postur tubuh yang menjulang
tinggi . . . (Glenn Alexei, 2011: 198)
93. . . . Ia tak menyangka Karina yang biasanya
sabar menjadi begitu sensitif dan mudah tersinggung. . . (Glenn Alexei, 2011:
203)
94. . . . Ia tak membayangkan hukuman seperti apa
yang harus diterima Karina nantinya. (Glenn Alexei, 2011: 208)
95. Ia memandang langit . . . (Glenn Alexei, 2011: 212)
96. Ia
sudah tak ingat lagi kapan terakhir kalinya ia berdoa. . . (Glenn Alexei, 2011:
218)
97. . . . Ia mendapati bahwa pramugari yang
dipecat berinisial K.S. . . (Glenn
Alexei, 2011: 223)
98. . . . Ia terlihat lebih kurus . . . (Glenn
Alexei, 2011: 227)
99. Jimmy
merasa bahwa Karina kesulitan untuk berbicara karena kondisinya lemah dan shock. (Glenn
Alexei, 2011: 228)
100. . . . Ia menelan ludah. . . (Glenn Alexei,
2011: 229)
101. . . . Ia ingin menunjukan padanya bahwa ia
mencintainya, meski ia tak mengharapkan Karina mau menerima cintanya . . . (Glenn
Alexei, 2011: 229)
102. . . . Ia merasa ada yang janggal pada Jimmy .
. . (Glenn Alexei, 2011: 233)
103.
. . . Ia menganggap pria itu telah mempermainkan
ketulusan hati Karina. (Glenn Alexei, 2011: 233)
104. . . . Karina terus menunggu dan menunggu . . .
(Glenn Alexei, 2011: 238)
105.
. . . Ia jadi berfikir, bagaimana kabar Karina
sekarang? . . . (Glenn Alexei, 2011: 239)
106. Ia berjalan ke
halte bus, . . . (Glenn Alexei, 2011: 240)
107. . . . Ia berdoa dalam hati . . . (Glenn
Alexei, 2011: 241)
108.
. . . Sandra memang dikenal sebagai shopaholic, ia tak bisa menahan godaan
untuk membeli barang-barang branded .
. . (Glenn Alexei, 2011: 241)
109. . . . ia berpamitan dan segera pergi
meninggalkan Sandra. (Glenn Alexei, 2011: 245)
110. Alvin memang tipe orang yang selalu menepati
janjinya. . . (Glenn Alexei, 2011: 248)
111. . . . Ia merasa begitu tenang dan damai setiap
kali betemu Alvin, . . . (Glenn Alexei, 2011: 248)
112.
. . . Ia sungguh kesal jika Karina
membicarakan tentang Jimmy. Ia marah pada Jimmy . . . (Glenn Alexei, 2011: 249)
113. . . . Ia merasa seluruh tubuhnya kaku . . . (Glenn
Alexei, 2011: 252)
114. . . . Ia begitu gugup sehingga merasa ingin
cepat-cepat pergi dari tempat itu. (Glenn Alexei, 2011: 253)
115.
Alvin melotot tajampada Rika. . . (Glenn Alexei, 2011: 259)
116.
. . . Ia tahu Jimmy memang pernah
bekerja di Jepang. (Glenn Alexei, 2011: 259)
117.
Jimmy menatap Alvin tajam. . . (Glenn Alexei, 2011: 261)
118.
Ia beringsut mendekati Karina, . . . (Glenn Alexei, 2011: 263)
119.
. . . Ia tahu kekecewaan yang Karina rasakan. (Glenn
Alexei, 2011: 263)
120.
Alvin merasa geli, . . . (Glenn Alexei, 2011: 264)
121.
Ia tak bermaksud menuduh Alvin. . . (Glenn Alexei, 2011: 265)
122.
Alvin tesenyum mendengar penuturan Karina. (Glenn Alexei, 2011: 266)
123. Alvin memang
sangat pandai menjaga hatinya. . . (Glenn Alexei, 2011: 268)
124. . . .
Ia selalu mengharapkan kedatangan Jimmy . . . (Glenn Alexei, 2011: 268)
125. . . . Ia berjanji dalam hati untuk melupakan
Jimmy . . . (Glenn Alexei, 2011: 268)
126. . . .
Ia yakin itu bukan air mata kesedihan namun sebaliknya ia sedang
berbahagia. (Glenn Alexei, 2011: 270)
127. . . . Ia tidak pernah merasakan nyeri seperti
dulu . . . (Glenn Alexei, 2011: 261)
128. . . . Ia bersyukur Alvin selalu setia
menemaninya. (Glenn Alexei, 2011: 261)
129. . . . Karina masih tidak percaya akan kenyataan
di hadapannya. (Glenn Alexei, 2011: 273)
130.
Karina tidak menyangka Alvin melakukan itu, . . . (Glenn Alexei, 2011: 273)
3.9.
Amanat
a. Amanat
umum
Amanat umum yang dapat diambil dari
novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei adalah sebagai berikut:
1. Jangan
mudah percaya terhadap orang lain, teutama orang yang baru dikenal.
Dalam novel Cinta di Atas Awan
diceritakan Karina yang mudah percaya terhadap Jimmy orang yang baru ia kenal.
Meski baru kenal beberapa minggu, ketika Jimmy mengungkapkan perasaan cintanya
terhadap Karina, Karina langsung menerima Jimmy sebagai kekasihnya. Karakter
Jimmy yang perhatian, pengertian dan romantis membuat Karina yakin kalau Jimmy
adalah seorang laki-laki yang setia terhadap pasangannya. Namun ketika Karina
jatuh sakit dan harus menjalani perawatan di pusat rehabilitasi, Jimmy malah
menghianati Karina. Jimmy menikah dengan perempuan lain.
Selain itu, ketika Karina bertemu
dengan Tina yang menawarkan obat pereda nyeri alternatif mudahnya Karina
percaya. Karina membeli dan mengkonsumsi obat tersebut. Padahal obat tersebut
merupakan obat terlarang (Narkotika), sehingga menghancurkan karirnya sebagai
seorang pramugari.
2. Komunikasikan
dengan orang terdekat yang bisa dipercaya.
Dalam novel Cinta di Atas Awan
diceritakan ketika peristiwa Karina membeli dan mengkonsumsi obat pereda nyeri
alternatif (Narkoba), Karina tidak menceritakan kepada siapapun. Sehingga
ketika diketahui kalau obat tersebut adalah Narkotika, Karina harus menjalani
proses penyembuhan di pusat rehabilitasi karena sudah ketergantungan.
3. Harus
peka terhadap perasaan seseorang dan belajar membuka hati
Dalam novel Cinta di Atas Awan
diceritakan ketika Karina telah mengetahui Jimmy menghianati Cintanya, Karina
tidak pernah peka terhadap perasaan Alvin yang ditunjukan oleh sikap dan
perbuatannya. Karina seolah terbelenggu oleh cintanya Jimmy, sehingga ia enggan
membuka hati untuk laki-laki lain. Namun pada akhirnya Karina mulai sadar,
sikap dan perbuatan Alvin selama ini merupakan bentuk kasih sayangnya terhadap
Karina, dan mulai saat itu juga Karina belajar untuk membuka hati untuk Alvin.
b. Amanat
Khusus
Amanat yang tersebar dalam novel
Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei adalah sebagai berikut:
1. Tentang
Moral
Hal tersebut nampak dari bukti
kutipan di bawah ini:
a) . . . sikap Alvin ramah, supel dan tidak
membedakan siapapun . . . (Glenn Alexei, 2011: 60)
b) .
. . Percuma saja memiliki pasangan hidup dari keluarga kaya dan punya
penampilan yang menarik, jika ia tak mencintainya dan tak menemukan kebahagiaan
bersama pria itu. (Glenn Alexei, 2011: 85)
c) “
. . . sebagai pria yang gentle aku
harus mempertanggungjawabkan semua ucapan dan tindakanku.” (Glenn Alexei, 2011:
86)
d) .
. . , suami adalah kepala keluarga, ia pun harus menghormati keputusan
suaminya. (Glenn Alexei, 2011: 120)
e) .
. . , meskipun Jimmy seorang pria, namun ia mencintai kebersihan. (Glenn
Alexei, 2011: 123)
f) .
. . Aku saja meskipun lelah sepulang
kerja masih sempat membersihkan apartemenku sendiri. (Glenn Alexei, 2011: 142)
g) .
. . , bagaimana mungkin aku mempekerjakan seorang karyawan tanpa menggajinya?
Itu sangat tidak manusiawi . . . (Glenn Alexei, 2011: 162)
h) .
. . pasangan itu kembali menemui Karina untuk mengucapkan terima kasih karena
telah banyak merepotkan Karina. (Glenn Alexei, 2011: 173)
i)
. . . Walaupun Jimmy tidak pernah
memberi kabar, statusnya masih tetap kekasih Jimmy dan ia tidak ingin berpaling
darinya. (Glenn Alexei, 2011: 248)
j)
.
. . “Terima kasih Alvin, maaf aku selalu merepotkanmu.” (Glenn Alexei, 2011:
219)
k) .
. . betapa bodoh dirinya, mengharapkan pria yang sudah jadi milik wanita lain .
. . (Glenn Alexei, 2011: 219)
2. Tentang
Sikap Spiritual
a) .
. . Meskipun penuh sesak, hal itu tak menyurutkan niat Jimmy untuk berdoa. (Glenn
Alexei, 2011: 44)
b) .
. . banyak-banyaklah berdoa . . . (Glenn
Alexei, 2011: 103)
c) .
. . memohon agar Tuhan memberikan kesabaran lebih padanya untuk mengurus kedua
anaknya. (Glenn Alexei, 2011: 111)
d) .
. . Jimmy berdoa dalam hati agar Tuhan merestui hubungan mereka berdua . . . (Glenn
Alexei, 2011: 129)
e) .
. . ia hanya bisa berdoa agar Tuhan
selalu menyertai dan melindungi Karina. . . (Glenn Alexei, 2011: 129)
f) .
. . , ia bersyukur doa-doanya untuk kesembuhan Karina terkabul. (Glenn Alexei,
2011: 151)
g) .
. . Ia menyadari, ia seorang manusia yang banyak dosa, hanya berdoa pada
saat-saat yang terdesak, namun pada saat-saat senang, ia sering lupa bahwa ia
harus mengucap syukur. (Glenn Alexei,
2011: 219)
h) .
. . Berkat keinginan kuat dari dalam dirinya disertai dengan doa, ia bisa
melepaskan ketergantungannya pada narkotik dalam waktu setahun saja. (Glenn
Alexei, 2011: 246)
3. Tentang
Sikap Sosial
a) “Meskipun
kau saat ini sudah tak punya keluarga lagi, tapi kau masih punya Tuhan dan Aku
keluargamu.” (Glenn Alexei, 2011: 84)
b) .
. . Mengenai biaya operasimu, aku bersedia menanggungnya dan aku tidak
mengharapkan kau mengembalikan uang itu. . . (Glenn Alexei, 2011: 163)
c) .
. . Aku memang benar-benar tulus membantumu, aku tak mengharapkan balasan
darimu. (Glenn Alexei, 2011: 165).
d) “
. . . saya tulus membantunya.” (Glenn Alexei, 2011: 215)
BAB
IV
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan penulis pada novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1)
Tema dalam novel Cinta di Atas Awan
karya Glenn Alexei yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah tentang
pengkhianatan seorang pria terhadap kekasihnya. Dalam novel Cinta di Atas Awan
karya Glenn Alexei yang dijadikan sebagai objek penelitian dapat disimpulkan
bahwa Glenn Alexei lebih menekankan pada tema percintaan.
2)
Alur/Plot yang terdapat dalam novel
Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei yang dijadikan sebagai objek penelitian, berdasarkan
urutan peristiwa dari awal sampai akhir maka dapat dikatakan sebagai alur
konvensional atau tradisional, secara kualitatif susunan alur/plot novel Cinta
di Atas Awan karya Glenn Alexei adalah alur atau plot erat, secara kuantitatif
susunan alur/plot novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei adalah alur atau
plot tunggal. Dalam novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei yang dijadikan
sebagai objek penelitian dapat disimpulkan bahwa Glenn Alexei memilih alur/plot
konvensional dalam menggambarkan cerita, secara kualitatif alur/plot tersebut
adalah alur/plot erat, dan secara kuantitatif alur/plot tersebut adalah
alur/plot tunggal.
3)
Tokoh dan perwatakan yang terdapat dalam
novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei yang dijadikan sebagai objek
penelitian, adalah sebagai berikut:
a. Karina
sebagai tokoh utama dengan perwatakan baik hati, ramah, dan setia;
b. Jimmy sebagai tokoh utama dengan
perwatakan seorang pembohong/pengkhianat;
c. Alvin
sebagai tokoh utama dengan perwatakan baik hati dan tanpa pamrih;
d. Sandra
sebagai tokoh bawahan dengan perwatakan seorang yang pengertian;
e. Eric sebagai tokoh bawahan dengan
perwatakan cuek;
f. Tina sebagai tokoh bawahan dengan
perwatakan pemalas dan jahat;
g. Johan sebagai tokoh bawahan dengan
perwatakan seorang penyabar;
h. Frida sebagai tokoh dengan perwatakan tegas
dan disiplin;
i.
Yani
sebagai
tokoh bawahan dengan perwatakan supel
dan ceria;
j.
Edwin
sebagai
tokoh bawahan dengan perwatakan seorang yang cerdas;
k. Liana sebagai tokoh bawahan dengan
perwatakan rajin dan bertanggung jawab;
l.
Rika sebagai tokoh bawahan dengan
perwatakan baik hati dan pintar.
Dalam novel Cinta di Atas Awan
karya Glenn Alexei yang dijadikan sebagai objek penelitian dapat disimpulkan
bahwa dari dua belas tokoh yang dimunculkan dalam cerita, Glenn Alexei hanya
memilih tiga tokoh yang dijadikan sebagai tokoh utama, selebihnya dijadikan
sebagai tokoh bawahan.
4) Latar/setting
yang terdapat dalam novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei yang dijadikan
sebagai objek penelitian adalah sebagai beikut:
a. Latar
tempat; di Singapura, di Jepang, di Bangkok, di Nepal, di Bandung, di Surabaya,
di Thailan, di Jakarta, dan di Jawa Timur,
b. Latar
waktu; bulan Januari, bulan Mei, bulan Desember, hari minggu, pagi hari, siang
hari, sore hari, dan malam hari.
c. Latar
Suasana; sedih, senang, tegang, sepi, sejuk, dingin, dan ramai.
d. Latar
Lingkungan; lingkungan religius, lingkungan pendidikan tinggi, lingkungan
profesi, dan lingkungan ekonomi.
Dalam novel Cinta di Atas Awan
karya Glenn Alexei yang dijadikan sebagai objek penelitian dapat disimpulkan
bahwa secara umum terdapat sembilan latar tempat, delapan latar waktu, tujuh
latar suasana, dan empat latar lingkungan.
5) Gaya
pengarang dan gaya bahasa yang terdapat dalam novel Cinta di Atas Awan karya
Glenn Alexei yang dijadikan sebagai objek penelitian, jika ditinjau dari gaya
pengarang, gaya pengungkapannya mudah dipahami. Sementara jika ditinjau dari
gaya bahasa yang digunakan terdiri dari dua puluh dua gaya bahasa perumpamaan
atau persamaan, sembilan belas gaya bahasa metafora, enam belas gaya bahasa
hiperbola, tujuh gaya bahasa pesonifikasi, dan dua gaya bahasa alusio. Dalam novel
Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei yang dijadikan sebagai objek penelitian
dapat disimpulkan bahwa Glenn Alexei lebih sering menggunakan gaya bahasa perumpamaan atau persamaan.
6) Titik
Pengisahan yang terdapat dalam novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei yang
dijadikan sebagai objek penelitian dapat disimpulkan sebagai pengamat dengan
titik pengisahan Maha Tahu.
7) Amanat
yang terdapat dalam novel Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei yang dijadikan
sebagai objek penelitian adalah; jangan mudah percaya terhadap orang lain,
teutama orang yang baru dikenal, komunikasikan dengan orang terdekat yang bisa
dipercaya, harus peka terhadap perasaan seseorang dan belajar membuka hati.
Sedangkan amanat khusus yang tersebar dalam setiap peristiwa ada amanat tentang
moral, amanat tentang sikap spiritual, dan amanat tentang sikap sosial. Dalam novel
Cinta di Atas Awan karya Glenn Alexei yang dijadikan sebagai objek penelitian
dapat disimpulkan bahwa amanat yang terkandung di dalamnya berupa amanat
positif.
DAFTAR
PUSTAKA
Alwi,
Hasan, dkk. (2003). Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
Jaelani,
Asep Jejen. (2009). Relasi Gaya Bahasa
Dengan Citraan Pada Kumpulan Puisi “Menjadi Penyair Lagi” Karya Acep Zamzam
Noor. Kuningan: Skripsi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan.
Keraf, Gorys. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta:
Gramedia.
Keraf, Gorys. (1994). Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.
Nierenberg,
Gerald. I. & Calero, Hendri. I. (2012). Membaca
Pikiran Orang Seperti Membaca Buku.
Jogjakarta: Think.
Nurgiantoro,
Burhan. (2010). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Pusat
Bahasa Depdiknas. (2008). Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
Sobur, Alex. (2011). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Sugiantomas,
Aan. (2012). Langkah Awal Menuju
Apresiasi Sastra Indonesia. Kuningan: Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Kuningan.
Sugiantomas,
Aan. (2013). Kajian Prosa Fiksi dan
Drama. Kuningan: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Kuningan.
Supradjarto,
Toto. (1991). Kesusastraan Indonesia dari
Zaman ke Zaman. Jakarta: SMA
Kanisius.
Waluyo, Herman. J. (1987). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta:
Gramedia
Wellek,
Rene & Warren, Austin. (1989). Teori
Kesusastraan. Terj Melani Budianata. Jakarta: Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar