SOSIOLINGUISTIK
“Analisis SPEAKING di Car Free Day
Kabupaten Kuningan”
LAPORAN PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiolinguistik
Dosen Pengampu
Asep Jejen Jaelani, M.Pd.
Disusun Oleh
AHMAD ASIKIN
NIM : 2012011002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
TAHUN 2013
Pristiwa Tutur
Pedagang Sepatu Bekas : Usaha zaman sekarang memang sulit ya kang,
semua orang harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan duit.
Pedagang Baso Ikan : Betul pak! Seperti saya contohnya,
bangun pagi langsung menyiapkan gerobak dan merebus bakso yang akan dijual.
Sekitar jam 05.30 saya sudah keliling, pulang ke rumah sore hari. Dagangan kadang
habis, kadang masih tersisa. Saya ingin usaha saya ada kemajuan pak.
Pedagang Sepatu Bekas : Saya juga sama kang, saya ingin punya usaha
lain yang lebih baik, tapi aduuhhh kalo melihat keadaan ekonomi rumah tangga
saya modal dari mana?? Tapi kalaupun begitu, ya Alhamdulillah lah kerja seperti
ini nyantai tidak terikat oleh waktu. Kadang saya berangkat keliling jam 07.00,
kadang jam 07.30 jadi semau saya. Terus meskipun tidak habis, dagangan saya
tidak akan basi seperti dagangan si akang.
Pedagang Baso Ikan : Iya sih, tapi kalau berbicara masalah
pendapatan usaha seperti kita yahhh paling hanya cukup untuk beli beras dan
jajan anak.
Pembeli 1 : Mang, bakso ikan!!!
Pedagang Sepatu Bekas : Ada yang beli tuh!
Pedagang Baso Ikan : Silahkan...
Pembeli 1 : 2000,- aja mang!
Pedagang Baso Ikan : Saus, kecap??
Pembeli 1 : Iya mang, yang
banyak sausnya! Pake sambal juga mang satu sendok aja!!
Pembeli 1 : Ini uangnya mang.
Pedagang Baso Ikan : Iya terima kasih..
Pembeli 2 : Mang berapaan??
Pedagang Baso Ikan : Yang Kecil 500-an, yang sedang
1000-an, yang paling besar 2000-an. Mau beli berapa de?
Pembeli 2 : Beli dua bungkus
mang, 2000-an aja. Tapi yang satu bungkus baksonya yang seribuan, satukan
dipelastik hitam ya mang!
Pedagang Baso Ikan : Ini de baksonya, makasih.
Pembeli 3 : Mang berapaan?
Pedagang Baso Ikan : Ada yang 2000-an, ada yang 1000-an,
ada juga yang 500-an
Pembeli 4 : Mang saya beli
4000,- aja!
Pembeli 3 : Mang saya dulu!
Pedagang Baso Ikan : Iya sabar de.
Pedagang Baso Ikan : Ini de baksonya. Si Neng beli 4000,- ya?
Pembeli 4 : Iya mang.
Pedagang Baso Ikan : Ini Nenk baksonya, mau pake tusukan
gak Nenk?
Pembeli 4 : Iya mang minta
tusukannya juga.
Pembeli 5 : Mang 2000!
Pedagang Baso Ikan : Yang besar apa yang kecil?
Pembeli 5 : Yang besar mang!
Sekarang agak dibesarkan ya mang baksonya?
Pedagang Baso Ikan : Iya.
Pedagang Baso Ikan : Pake sambel gak?
Pembeli 5 : Iya mang!
Analisis Pristiwa Tutur
1)
Setting and Scene
Setting and Scene, yaitu berkenaan dengan waktu, tempat dan situasi tuturan berlangsung.
Pada penelitian ini, tempat yang saya gunakan untuk melakukan penelitian yaitu
di Car Free Day Kabupaten Kuningan
pada pukul 08.25 WIB, sedangkan situasi pada saat pristiwa tutur berlangsung
yaitu kurang kondusif karena pristiwa tutur terjadi di tempat yang ramai
sehingga pihak-pihak yang terlibat dalam pristiwa tutur harus berbicara lebih
keras.
2)
Participants
Participants, adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pristiwa tutur. Pada
penelitian yang saya lakukan, pihak-pihak yang terlibat dalam pristiwa tutur
yaitu pedagang sepatu bekas, pedagang bakso ikan dan pembeli bakso ikan.
3)
Ends
Ends, merujuk pada maksud dan tujuan pentuturan. Pada penelitian
yang saya lakukan maksud pentuturan antara pedagang sepatu bekas dan pedagang
bakso ikan yaitu sekedar bertukar pikiran (sharing)
mengenai pekerjaan masing-masing, sementara tujuan pertuturannya yaitu untuk
memecahkan permasalahan ekonomi yang antara kedua belah pihak. Sedangkan maksud
pertuturan antara penjual bakso ikan dan pembeli bakso ikan yaitu untuk
memberikan pemahaman mengenai dagangan yang dijajakan, adapun tujuannya yaitu
agar penjual dan pembeli memperoleh kesepakatan dalam hal jual beli.
4)
Act Sequence
Act Sequence mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Pada penelitian
yang saya lakukan, bentuk ujaran yang terjadi adalah bentuk ujaran nonformal.
Bentuk ujaran yang terjadi sangat sesuai dengan isi ujaran yang sifatnya ujaran
biasa, ini terbukti seperti pada pristiwa tutur yang saya catat diatas.
5)
Key
Key, mengacu pada nada dan cara suatu pristiwa tutur. Pada
penelitian yang saya lakukan terhadap pedagang sepatu bekas dan pedagang bakso
ikan dimana terdapat nada mengeluh seperti pada kata aduuhhh dan kata yahhh. Adapun cara pentuturannya
dilakukan secara serius, sementara cara tutur yang dilakukan antara penjual
bakso ikan dan pembelinya dilakukan dengan sigkat.
6)
Instrumentalities
Instrumentalities, mengacu pada jalur bahasa yang digunakan, seperti jalur
lisan, tertulis, melalui telegraf atau telepon. Pada penelitian yang saya
lakukan, jalur bahasa yang digunakan oleh pihak-pihak penutur adalah jalur
bahasa lisan. Adapun bahasa yang digunakan oleh pihak-pihak penutur menggunakan
bahasa sunda, namun pada laporan penelitian ini saya translite kedalam Bahasa Indonesia sesuai prosedur penelitian yang
instruksikan oleh Dosen Pengampu.
7)
Norm of Interaction and Interpretation
Norm of Interaction and
Interpretation, mengacu pada norma dan
aturan berinteraksi. Pada penelitian yang saya lakukan, antara pihak-pihak
penutur sangat mematuhi aturan-aturan dalam berinteraksi. Ini terbukti ketika
pristiwa tutur berlangsung tidak ada pihak yang memotong pembicaraan ketika
salah satu pihak peutur sedang berbicara.
8)
Genre
Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaian. Pada penelitian yang
saya lakukan, ketika pristiwa tutur berlangsung antara pedagang sepatu bekas
dan pedagang bakso ikan menggunakan jenis penyampaian narasi karena kedua belah
saling menceritakan pekerjaannya masing-masing. Sedangkan pristiwa tutur yang
terjadi antara pedagang bakso ikan dan pembelinya menggunakan jenis tanya jawab,
sebab pada saat pristiwa tutur berlangsung ada pihak yang bertanya dan adapula
pihak yang menjawab, dan itu dilakukan secara spontanitas sehingga interaksi
antara kedua belah pihak lebih komunikatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar